Tenun Songket Lombok, tampil mengagumkan di Plaza Indonesia Fashion Week 2024, wastra tersebut adalah salah satu kain yang dihantarkan oleh perkumpulan Cita Tenun Indonesia (CTI) dan dibesut oleh desainer Priyo Oktaviano, dengan judul ALTERKULTUR. Satu usaha menarik, usaha yang bertujuan untuk membuat penyesuaian atau gubahan subtil dalam ranah desain kontemporer pada Tenun, agar Tenun sebagai warisan budaya dapat diterima khalayak modern secara berkesinambungan. Tujuan ini memang dirasa sudah perlu, agar terus lahir pemikiran akan konsep berpakaian dengan menggunakan wastra secara modern dan relevan dengan jaman, mengingat semakin kemari, banyak ide-ide fashion wastra yang hasilnya malah seperti pakaian kostum penari, yang membuat pasar semakin sungkan mengenakan wastra di aktivitas sosial.
Dari Lombok sampai ke Tudor
Apa yang dilakukan Priyo Oktaviano untuk mempersembahkan ALTERKULTUR ini? Priyo, yang pernah menetap dan menimba pengalaman fashion di Paris, punya keleluasaan dan kebiasaan untuk mengumpulkan ide lintas dimensi. Untuk Tenun Songket Lombok ia ciptakan rancangan yang mencerminkan gaya hidup Gen Z, mengandung serapan sportswear yang dinamis, plus nostalgia berpakaian periode Tudor di Eropa (disebut juga dengan Elizabethan Era), sehingga cukup striking untuk diunggah di media sosial. Unsur-unsur tadi diadon menjadi rancangan yang urban kontemporer, lengkap dengan main-main desain oversized yang masih trending hingga saat ini. Coba lihat satu overcoat berteknik tailored prima, terdapat selembar panel berlapis ruffle yang menggila, menutupi bahu kiri hingga sisi kanan bawah overcoat, aksen asimetri ini tentu diserap dari pemakaian selendang pada kebaya. Overcoat dikenakan dengan high-waisted hot pants dan stocking berdetail separuh atas quilted separuh bawah ruffles. Lihat juga sepotong mini corset dress yang cantik, rapi dan perfect. Garis motif tenun yang horizontal dan garis desain yang compact berhasil saling menopang keunggulan gaun, dan kemudian diselesaikan lagi dengan sebaris pita horizontal di garis dada, mantap chic.
Pemecah pola level master
Satu bomber jacket, bagian sleeve nya datang dari era Elizabethan, menggelembung sebatas rib band yang cropped di garis bawah dada, kerah jaket ini tinggi aristokrat, jaket dikenakan dengan celana berhiaskan gelayutan beads. Unsur Elizabethan muncul juga pada jaket dengan sleeve yang melengkung hebat di bahu, dan bagian pinggang berupa rib band khas bomber jacket. Ada juga satu celana selutut lebar bersaku di kanan kiri, yang kelihatan seperti rok yang sangat lebar dan solid, rok-rok khas gaun-gaun Tudor, celana ini dikenakan dengan cropped top ketat transparan. Tidak semua kain tenun di koleksi ini ditampilkan secara gamblang, sebagian dilapisi dengan kain tulle transparan, sehingga kain tanun tampak dimensional, selain bisa juga dianggap sebagai usaha proteksi wastra nusantara sehingga terlindungi namun tetap bisa dilihat dari luar. Keunggulan dari koleksi ini juga terlihat dari pembuatan pola guntingan bahan yang berlevel master, pecah polanya terlihat tidak biasa namun berhasil mendudukkan material bahan akurat pada tempatnya.
Alterkulutur agenda publik Cita Tenun Indonesia
ALTERKULTUR merupakan agenda publik kedua Cita Tenun Indonesia di tahun 2024 setelah program acara FASET: Estetika Tenun dalam Modernitas Seni yang bekerja sama dengan D Gallerie dan pelukis Nunung WS di bulan Januari lalu. Di tahun 2024, CTI bergerak dalam misi anual Pemberdayaan Tenun pada Tahap Lanjutan. Dengan misi tersebut, CTI akan mengoptimalkan potensi perajin Tenun lewat LSP Tenun Indonesia, memantapkan sejumlah jenis Tenun dalam klasifikasi luxury goods serta mengembangkan eksplorasi Tenun pada ranah seni dan desain interior.