Seni perjalanan atau art of travel sudah diperkenalkan oleh Louis Vuitton sejak 160 tahun lalu lewat peti-peti yang membawa pakaian dan semua perlengkapan keseharian. Perjalanan yang dulu memakan waktu berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan untuk mencapai tujuan, tidak semudah saat ini dimana setiap orang bisa berpindah tempat dan zona waktu dalam hitungan jam.
160 tahun lalu, berpergian baik dalam rangka plesir ataupun bisnis, merupakan sebuah hal langka yang tidak semua orang bisa lakukan. Berpergian ibarat seperti pergi dari rumah tanpa tahu kapan akan kembali. Maka dari itu, saat di perjalanan-pun, seseorang yang berpergian akan membawa segala hal yang membuat ia selalu terkenang akan hal di rumah. Barang-barang pribadi selain pakaian seperti foto berbingkai, gramophone hingga koloksi pecah belah dibawa dengan lengkap.
Louis Vuitton menyadari akan kebutuhan perpindahan sementara ini dengan membuat peti-peti berukuran besar yang berfungsi untuk membawa segala keperluan tersebut. Namun sejalan perubahan waktu peti atau trunk kini berganti dengan koper-koper beroda yang mudah di bawa dan di angkat. Menurut Judith Clark, kurator dari rumah Louis Vuitton di Asnieres, Paris, jaman dahulu tidak sembarang orang yang bisa memesan peti tersebut. “Salah satu syaratnya adalah orang tersebut wajib memiliki “pekerja” setidaknya empat orang untuk mengangkat peti tersebut”, tambah Judith saat saya berkunjung ke rumah asli Louis Vuitton di Asnieres, Paris beberapa tahun lalu. Di Asnieres semua koleksi tertua Louis Vuitton yang ada, tersimpan dengan sangat rapi dan lengkap dengan catatan sajarahnya.
Kini, peradaban yang berubah membuat Louis Vuitton berinovasi terhadap fenomena berpergian yang semakin mudah bagi setiap orang. Inovasi ini menciptakan sebuah perjalanan panjang perubahan bagaimana manusia berpindah dari satu daerah ke daerah lain tanpa meninggalkan gaya hidupnya di daerah asal. Perubahan dan inovasi ini menciptakan sebuah garis waktu yang sarat akan sejarah budaya dan sosial manusia diseluruh dunia.
Semua garis waktu tersebut membuat betapa Louis Vuitton mermiliki kekayaan sejarah yang tinggi sehingga selayaknya untuk di pamerkan kepada khalayak umum dalam sebuah eksebisi. Time Capsule, eksebisi yang baru saja dibuka pada tanggal 17 Oktober lalu di zona teras ION Orchard Mall, Singapura, memaparkan semua koleksi sejarah hingga koleksi kini yang terinspirasi dari koleksi terdahulu. Disini Anda bisa melihat koleksi saat ini yang merupakan sebuah evolusi dari koleksi sebelumnya bahkan dari koleksi pertama yang dibuat oleh tangan seorang Louis Vuitton.
Koleksi-koleksi ini dikumpulkan kembali oleh Louis Vuitton dalam waktu yang lama dan bahkan di beli kembali dari pemiliknya, siapa saja di seluruh dunia, untuk kepentingan arsip Louis Vuitton.
Foto dok. Louis Vuitton