Sejauh-jauhnya petualang berlabuh, selalu akan kembali mengibarkan tradisinya. Demikian juga halnya Hermès dengan tradisi keunggulan pengerjaan berbagai perlengkapan leather, mereka kembali melihat ke dalam, memperhatikan para craftmen yang mengenakan apron ketika dengan jeli menyelesaikan Kelly dan Birkin, dengan tangan, satu per satu. Hermès mengajak imajinasi ke dalam suasana workshop mereka di Pantin, yang terletak di sebelah timur laut luar kota Paris. Pantin, salah satu kawasan terpadat di Eropa saat ini, di sini bukan saja terdapat Hermès headquater, namun juga 2000 perusahaan multinasional lain, termasuk BNP Paribas, Bourjois, Chanel, Alliance Healthcare, Motobecane, dan MT Software.
Kehalusan Leather Berlapis Organdy
Kembali ke Hermès headquater, apron memang adalah simbol dari pengerjaan handmade dan ketelitian detail yang dipakai para craftmen, sehingga Nadège Vanhee-Cybulski, Creative Director Hermès, tergelitik untuk membuat tribut untuk mereka dan apronnya. Nadège mengembangkan panel apron ke berbagai ukuran, meletakkannya di depan dada dengan sentuhan belt pengikat yang bervariasi terikat dari sebelah dalam atau sebelah luar apron. Pola panel apron terkadang dalam bentuk garis ilusi grafik saja. Bagian belakang apron yang biasanya hanya dijepit ringkas, dijadikan detail dress dengan posisi terbalik di sisi depan, cukup usil dan memberi efek wrapped. Koleksi ready-to-wear ini memang masih menggulkan penggunaan leather, diperkaya dengan lapisan organdy di sisi dalam. Luxina melihat sendiri di showroom Hermès pasca fashion show, leather nya sendiri terasa halus dan lembut, lalu lapisan organdy nya membuat nyaman.
Foto: Guillaume Roujas for NOWFASHION