“Saya selalu menyuarakan untuk hiduplah dalam kenyataan”, ujar Matthew M. Williams, Direktur Kreatif, rumah mode Givenchy. “Untuk koleksi Spring 2022, saya ingin menggabungkan akar budaya Amerika saya dengan kehidupan baru saya di Paris. Ada letupan energi untuk satu petualangan baru, ada goresan gambar yang familiar tetapi seperti membawa ke sesuatu yang baru.” Begitu ungkap Matthew pada siaran pers yang disebarkan kepada penulis-penulis fashion di seluruh dunia. Ia menantang diri untuk membungkus kenyataan hidup di Amerika dengan kemasan high-fashion dan Parisienne attitude. Sebagai pemertegas realitas, Matthew menggandeng Chito, seniman airbrush kelahiran Seattle yang kini berbasis di Mexico. Perpaduan keduanya melahirkan boleh dipujikan, hasil yang tidak hanya fashion semata, tetapi sebuah karya seni terapan yang elegan. Matthew berpijak pada penggunaan pakaian-pakaian basic seperti suit, jacket dress, varsity jacket, vest, shearling jacket, bomber jacket, puff jacket, pencil skirt, little slim dress, dan kemeja, namun semuanya didesain konstruksi ulang untuk mencapai level high-fashion dalam citra punk. Kemudian di antara konsep desain tersebut berkeliaranlah rupa goresan-goresan graffiti Chito. Kekuatan Matthew dan Chito sangat seimbang, kreasi Matthew tidak terseret turun ke level ‘jalanan’, dan kreasi Chito tidak melemah termakan kekuatan fashion. Love!
Syahmedi Dean
Syahmedi Dean adalah seorang penulis yang telah menerbitkan sejumlah buku dan juga seorang jurnalis Mode dan Seni. Ia sudah meliput London Milan Paris Fashion Week sejak tahun 2000. Ia lulus dari Fakultas Seni Rupa Isntitut Seni Indonesia Yogyakarta, Program Studi Desain Komunikasi Visual. Kemudian memulai karir jurnalistik di majalah Femina tahun 1996, lalu berturut-turut menapak naik ke media-media terkemuka nasional seperti majalah Harper’s Bazaar Indonesia, majalah Dewi, majalah SOAP, Harian Media Indonesia, dan majalah Estetika. Dengan segenap perjalanan karirnya, kini ia menjadi Co-Founder dan Editorial Director LUXINA.