Sebenarnya saya lebih senang menyebutnya gaya ‘malas-malasan’. Karena memang demikianlah impresi pertama saya saat menonton video runway jenama ini. Tapi sungguh ini adalah fenomena menarik. Mungkin karena kita sebagai warga bumi pernah serentak dipaksa untuk hanya tinggal di dalam rumah dalam jangka waktu yang lumayan panjang, maka gaya malas-malasan menjadi sebuah gaya yang lumrah. Sebab faktanya tampil santai apa adanya tanpa perlu kepura-puraan untuk ‘trying’ ternyata bisa tetap terlihat asik. Toh kita semua pernah mengalami saling jumpa lewat layar gadget dengan gaya seperti itu. Bercelana legging dengan sleveless tank top serta long outer mengilat untuk memberi sentuhan mewah. Dan inilah gaya yang tampil di runway Tory Burch. Setiap potong busana yang dikenakan model membawa pesan nyaman, bebas bergerak, dan sederhana dalam bergaya. Selain itu, koleksi ini juga didominasi siluet simpel dengan palet warna pastel cenderung pucat dan minim detail. Sepertinya saya harus bilang bahwa Tory Burch berhasil mengangkat wabah gairah baru dalam berbusana, yaitu gaya malas-malasan yang effortless. Namun gaya ini tetap terlihat atraktif berkat hadirnya aksesori berupa tas yang terinspirasi dari doctor’s bag serta flat shoes berdetail simpel kontemporer dan jewelry berdesain bold yang selaras dengan karakter malas ini.
Debbie S. Suryawan
Debbie Suryawan mengawali kariernya di majalah Femina, pernah meliput New York Fashion Week dan London Fashion Week, kemudian melanjutkan karier jurnalistiknya di majalah Pesona dan Clara. Saat ini Debbie banyak menulis buku-buku fashion dan wastra di Gramedia Pustaka Utama.
previous post