Waktu berjalan, usia membuat berkompromi dengan kehidupan, demikian juga kreatifitas desainer Hussein Chalayan, kini semakin dekat dengan realita, mudah dipakai, dan membuat yang memakai tampak wajar, setidaknya untuk koleksi spring 2020 yang baru ia gelar di London Fashion Week. Walau begitu, identitas Chalayan yang futuristic bukan berarti lenyap tanpa jejak, masih ada satu dua aksen ‘hayalan arsitektural’ Chalayan yang tersematkan dengan rapi. Aksen tersebut membuat siluet rancangan Chalayan berbeda dengan siluet pakaian yang umumnya ada di muka bumi.
Pada presentasi ini Chalayan mengambil ide dari dance movement (yang membuat gaun tampak melingkar) dan etnis yang melewati masa kolonialisme. Satu rok panjang, pada bagian bawahnya terdapat siluet melingkar, bentuk ini mengingatkan pada penari India yang berputar sehingga rok panjangnya membentuk lingkaran, rok ini dikenakan dengan tank top sehingga tampak sporty. Efek melingkar juga terdapat pada gaun panjang longgar berlengan semacam bishop sleeve. Setelah India, Chalayan beranjak ke Jepang, ia menempatkan teknik lipat origami pada sisi depan gaun sisi lengan, bagian depan coat dress. Chalayan juga menggunakan Tanbō, duo tongkat dalam seni bela diri yang kerap di pakai di Jujutsu, Aikido, dan Kobudo. Tongkat dipegang kedua tangan, pada bagian pangkal tongkat dikaitkan kelepak kain yang tersambung ke sisi pinggang. Ini siluet baru, walau agak berkesan hendak memancangkan tongkat penarik tenda, siluet ini belum pernah diangkat sebelumnya.
Foto: Guillaume Roujas for NOWFASHION