Sesuatu yang seru dan photogenic kembali muncul dari kreatifitas Louis Vuitton dengan membuka butik sementara di 6 East 57th Street, tak jauh dari lokasi flagship di Fifth Avenue (yang tengah renovasi), New York City. Pembukaan butik sementara yang ambisius ini akan menjadi debut pertama Louis Vuitton di Amerika dengan menghadirkan kafe, toko cokelat, konsep kuliner global baru, serta koleksi kapsul eksklusif yang dirancang khusus sebagai kenang-kenangan. Butik telah dibuka pada 15 November lalu, dan akan menjadi ruang Louis Vuitton terbesar di Amerika Serikat. Lebih dari sekadar tempat ritel, butik ini mencerminkan esensi Louis Vuitton sebagai rumah budaya yang merepresentasikan visi Louis Vuitton hari ini.
Ikon Trunk dan Langit New York: Sebuah Harmoni Visual
Memasuki atrium utama, pengunjung akan disambut oleh instalasi monumental yang dirancang oleh Shohei Shigematsu, mitra dari firma arsitektur ternama OMA. Empat menara yang menjulang hingga 16 meter menampilkan kombinasi trunk ikonik Louis Vuitton dengan material beragam, dari Monogram canvas hingga Damier putih, menciptakan interpretasi modern dari warisan trunk-making Maison. Di sisi lain, dinding vertikal setinggi 18 meter yang terbuat dari tas Keepall dan Speedy menciptakan ilusi dinamis, menghubungkan lantai keempat hingga kelima dalam estetika yang memukau.
Le Café Louis Vuitton
Lantai empat butik Louis Vuitton 57th Street NYC menjadi tempat unik yang memadukan visi budaya dan kuliner Maison, menawarkan pengalaman khas New York City. Le Café Louis Vuitton, yang menggabungkan konsep kafe dan perpustakaan, dirancang sebagai destinasi yang menginspirasi, dengan suasana penuh kehangatan dan kreativitas. Ruang utama mencakup restoran, sudut baca dengan sofa nyaman, serta bar dengan kapasitas total 70 kursi. Dengan desain bergaya Prancis dan nuansa loft lokal, dinding penuh buku menghadirkan latar yang hangat dan imajinatif, memungkinkan pengunjung menjelajahi dunia seni, arsitektur, mode, dan kuliner. Perpustakaan ini, dikuratori oleh Ian Luna, menonjolkan seniman New York seperti Stephen Sprouse dan Jeff Koons, serta koleksi luas termasuk karya modern Rem Koolhaas hingga buku dari Louis Vuitton Editions. Sebanyak 600-650 judul memperkaya pengalaman pengunjung, mencerminkan warisan hidup Louis Vuitton.
Le Café Louis Vuitton dan cokelat sedap
Lantai keempat butik ini menawarkan Le Café Louis Vuitton, ruang yang tidak hanya menyajikan gastronomi mewah, tetapi juga menjadi oasis literatur. Dengan koleksi 600-650 buku kurasi editor Ian Luna, dinding-dinding kafe berubah menjadi perpustakaan seni dan arsitektur. Dipimpin oleh chef lokal Christophe Bellanca dan Mary George, menu di sini menghadirkan twist modern pada hidangan klasik seperti ravioli truffle dengan ukiran Monogram, dan Croque sandwich yang debut dari Paris.
Seni dan Gaya Hidup Berestetika
Tak hanya kuliner, butik ini juga menjadi galeri seni dengan karya dari seniman seperti Yayoi Kusama dan Takashi Murakami yang menghiasi mural. Louis Vuitton mengintegrasikan konsep circular creativity dengan menggunakan kembali furnitur dari toko lama, sekaligus menambahkan karya kontemporer dari desainer seperti Charlotte Perriand dan Christophe Delcourt. Setiap lantai memiliki narasi unik, mulai dari barang kulit di lantai pertama hingga ruang rahasia untuk perhiasan mewah di lantai lima.
Luxury Snacking dan cita rasa New York
Le Café Louis Vuitton menghadirkan konsep “luxury snacking” yang memadukan sentuhan Prancis dengan cita rasa lokal New York. Dipimpin oleh Christophe Bellanca dan Mary George, bersama koki ternama Arnaud Donckele dan Maxime Frédéric, kafe ini menawarkan hidangan berlimpah yang menggabungkan kesenangan dan kehalusan. Menu khasnya mencakup ravioli lobster atau truffle dengan motif Monogram, tartlet Damier berisi bahan musiman segar, hingga Croque sandwich populer dari Paris yang memulai debutnya di Amerika. Bahkan burger, favorit internasional, mendapat sentuhan khas Louis Vuitton, menciptakan pengalaman kuliner unik dengan pengaruh global.
Christophe Bellanca dan Mary George
Pembukaan kafe Louis Vuitton di New York, dipimpin oleh Christophe Bellanca dan Mary George, menjadi awal dari komunitas kuliner baru yang mengedepankan bakat chef lokal dengan bimbingan Arnaud Donckele dan Maxime Frédéric. Model ini bertujuan untuk mengembangkan visi dan talenta bintang kuliner muda, seperti Leonardo Zambrino dari The Hall by Louis Vuitton di Chengdu yang baru saja meraih satu Bintang Michelin pada September 2024. Menggabungkan ide beragam dan cita rasa lokal, setiap tim kafe baru akan menghadirkan perspektif unik sambil menjaga keahlian dan identitas khas Louis Vuitton.