“You can’t never compete with Roman, you can’t never compete with Fendi, you can’t!” ujar Catherine-Zeta Jones, salah satu tamu di lokasi fashion show FENDI couture fall/winter 2019/2020 di kota Roma. Ekspresi Catherine ini cukup powerful mengingat koleksi FENDI kali ini benar-benar dalam, berpijak pada keunggulan arsitektur Romawi, ditampilkan di bawah cahaya senja di antara bangunan Colloseum dan dua bangunan Roma Aeterna dan Temple of Venus, gedung kembar simbol simetri dari AMOR dan ROMA.
Estetika Low Key
Di lokasi ini Fendi menurunkan 54 rancangan (angka 54 representasi 54 tahun Karl Lagerfeld bekerja untuk Fendi), terdiri dari rancangan-rancangan yang mudah dipakai (walaupun couture collection), menjanjikan tingkat elegan yang maksimal. Komponen couture hadir dari pengerjaan yang detail, seni patchwork dengan pola tatanan estetika marble peninggalan Romawi. Bahan-bahan bermotif permukaan mosaik marble yang abstrak saling tempel dan timpa dengan bahan gazar, fur, dan embroidery. Setiap rancangan terlihat low key, namun setelah diperhatikan detail-detail yang terkandung, barulah terpesona dengan craftmanship dan ke-couture-an yang hakiki.
Rambut Mangkok Retro Romawi
Yang serunya, kejayaaan Romawi yang diserap di koleksi ini dihadirkan dalam mood era 70an, dipertegas dengan gaya rambut retro mangkok ala personil ABBA, Frida. Rancangan dimulai dari suit putih ala Charlie’s Angels berlengan bishop berbahan wol tipis, lalu berbagai pilihan longcoat dengan ornamentasi patchwork dan fur, semua coat ini reversible. Untuk antisipasi isu ‘global warming’, Fendi memilih bahan-bahan fur yang lebih ringan dan tipis. Koleksi diakhiri dengan evening gown yang ramping dipinggang dan melebar gala ke bagian bawah.
Foto: Fendi