Musisi TULUS menyapa publik dan kali ini bukan lewat lagu, melainkan lewat sketsa tangan yang berubah wujud menjadi motif pakaian. Bekerja sama dengan jenama tekstil Sejauh Mata Memandang (SMM), kolaborasi ini mendatangkan koleksi kapsul yang diluncurkan dalam pameran dengan tema ‘Pasar Kita’ di Grand Indonesia, Jakarta. Alih-alih tampil glamor, koleksi ini justru mengangkat nilai-nilai keseharian khas Indonesia, yakni: suasana pasar rakyat, gotong royong, serta relasi manusia dan alam.


Apa jadinya ketika lirik lagu, sketsa pribadi, dan pola poleng disatukan dalam selembar kain? Hal tersebut bisa ditemukan di koleksi SMM x TULUS. Sentuhan visual sketsa khas TULUS, seperti garis tangan, bentuk lengkung seperti ombak dan awan, serta warna dominan hitam dan biru tua, dihadirkan dalam motif geometris yang membaur dengan gaya SMM. Setiap potongan mengandung cerita kecil soal perasaan, keseimbangan, dan refleksi hubungan kita dengan alam. Semuanya dituangkan dalam rupa scarf, outer, hingga busana anak-anak. Polanya dicetak dengan teknik handcraft oleh UMKM di Bali dan Pekalongan, menambah bobot koleksi ini sebagai karya lintas kreativitas dan komunitas.
Selain peluncuran koleksi, pameran ‘Pasar Kita’ juga berperan sebagai ruang ekspresi dan kolaborasi. Studio SMM menggandeng sederet artisan lokal seperti Kait Handmade, Craft Denim, hingga Vitarlenology untuk turut meramaikan suasana. Dari ubin bermotif ayam di kasir pop-up hingga gerobak dan ornamen pasar. Seluruh detail ini mengajak pengunjung merasakan kembali kehangatan pasar rakyat. Ini dibalut dalam versi kontemporer dan berkesadaran lingkungan yang sustain. Sebagian besar instalasi diolah dari material daur ulang dan upcycle. SMM dan TULUS memiliki misi terhadap lingkungan. Setiap pembelian koleksi ini berkontribusi pada penanaman satu pohon di Kawasan Ekosistem Leuser, Aceh Timur.