Nicolas Ghesquière memang semakin piawai menyilang-nyilangkan berbagai referensi, jejak waktu masa lalu, saat ini, dan masa depan, ke dalam satu koleksi rancangan. Pada siaran pers dijelaskan bahwa koleksi terbaru Louis Vuitton ini ada ajakan untuk berada di pertemuan besar sebuah relung waktu, siang menjadi malam, malam menjadi siang, kesederhanaan bergandengan getar borgeouis yang gemerlap, masa lalu adalah hari ini, hari ini adalah masa depan. Ganjalan pinggul (pannier hip) yang tenar di Paris pada tahun 1700an (masa-masa Marie Antoinette), diolah ke gaun-gaun glitter ala jazz era dekade 20an dan dipasangkan dengan jas bahu lebar ala dekade 80an, ‘keren banget’, pertemuan 3 masa dalam satu badan model. Ada juga gaun slip dress berganjal pannier lalu dikenakan dengan singlet putih yang ‘daily life’. Bayangkan, ada gaun berbahan denim menggunakan pannier, dua elemen dari masa yang berbeda.
200 Tahun Bapak Louis Vuitton
Kepiawaian Nicolas mengaduk-aduk waktu, kali ini tampak lebih ‘easy on the eye’ jika dibandingkan dari koleksi-koleksi yang ia tebarkan di musim-musim sebelumnya. Fashion show berlangsung di Passage Richelieu, gang gelap di antara Rue de Rivoli dan Louvre Museum. Dulu, gang kecil ini selalu dilalui oleh Bapak Louis Vuitton untuk menuju kediaman Empress Eugénie, untuk membahas trunk-trunk yang ia butuhkan. Kini, Nicolas menghiasi gang gelap tersebut dihiasi dengan puluhan lampu gantung antik untuk menciptakan tema ‘grand bal of time’, tema megah sembari merayakan 200 tahun usia Bapak Louis Vuitton.
Foto: Louis Vuitton
