Perjalanan selama hampir 18 jam dari Paris ke Denpasar, kemudian langsung menghadiri acara di daerah Uluwatu, Bali, selama dua hari, membuat saya lebih dari sekedar jet lag. Lelah dari fisik, sosial energy yang sudah over, sampai pikiran, hingga penyesuaian zona waktu yang memakan waktu cukup lama. Yang akhirnya terobati dengan undangan untuk mengalami salah satu wellness retreat terbaik di dunia, Como Shambala Estate.
Sungguh langkah yang sangat tepat saya menerima undangan dari Como Shambhala Estate. Begitu memasuki area property Como, perasaan saya otomatis lega luar biasa. Membayangkan dua hari kedepan saya akan menjalani hari tanpa harus berinteraksi dalam hal pekerjaan dan beristirahat total dari perjalanan yang cukup panjang selama hampir tiga minggu. Begitu selesai mengurus registrasi saya kemudian diantar ke villa saya, yang letaknya persis dibibir jurang dengan teras yang menghadap hutan hujan tropis yang lebat. Saya diantar oleh butler yang khusus didedikasikan untuk mengurus semua jadwal kegiatan dan kebutuhan saya selama tinggal di resort ini. Dan karena saat tiba di resort saya sudah terlalu sore, maka jadwal saya selanjutnya adalah makan malam.
Tapi karena rasa lelah yang berlebihan, saya tertidur dan akhirnya melewati jam makan malam yang membuat saya terbangun di pukul 3 pagi. Saat itu saya keluar kamar dan duduk di teras villa dalam keadaan gelap gulita dengan cahaya yang seadanya. Saya mendengar suara riuh dari dalam hutan yang bersahutan dari hewan-hewan nocturnal, yang tidak bisa saya dengar setiap hari, layakanya seperti nyanyian alam yang luar biasa. Yang lebih luar biasa adalah, ketika saya melihat ke atas, ke langit, jutaan bintang bertaburan bak lampu led yang bergantungan dengan indahnya. Mata saya dimanjakan dengan pemandangan bintang, sementara telinga terhibur dengan suara hutan. Pengalaman wellness saya ternyata sudah dimulai di Como Shambhala Estate.
Paginya, saya merasakan semangat yang luar bisa untuk tidak meninggalkan jam makan pagi di Kudus House, salah satu restoran di resort ini bertema Jawa yang menyediakan makan khas Indonesia. Interiornya bergaya Jawa yang dihiasi dengan pintu dan partisi Gebyok dengan menu Indonesia fusion yang rata-rata berbasis tumbuhan. Saya memesan minuman medicinal shoot untuk menambah energy dan basket of bread dengan jam yang dibuat in house oleh Como Shambala Estate. Lokasi restoran Kudus ini juga berada di tepi jurang, sehingga saat menikmati sarapan, juga bisa menikmati hamparan hijau hutan tropis yang lebat di sekeliling sungai Ayung. Saya sengaja tidak mengenyangkan perut saya, karena satu jam lagi saya harus mengikuti kelas Hydrotherapy yang sudah dijadwalkan.
Hydrotherapy di Como Shambhala Estate adalah sebuah kegiatan yang berlangsung di dalam kolam khusus yang dilengkapi dengan equipment water jet. Water jet ini di instal pada bed pool, yang berada di dalam kolam, pool chair yang juga di dalam kolam dan dinding kolam. Kelas berisi lima orang peserta yang dimulai dari pemanasan dengan berlari kecil mengelilingi kolam, kemudian peserta tidur di bed pool yang sudah menyemburkan air dengan tenaga maksimal. Masing-masing water jet diposisikan dengan kebutuhan therapy yang dimulai dari badan bagian belakang, punggung, pinggang, betis, dada, perut, kaki hingga telapak kaki. Yang semuanya menyebabkan sensasi yang luar biasa pada tubuh. Durasi untuk hydrotherapy ini berlangsung selama 45 menit yang kemudian berkahir dengan tidur di sun bed dengan tubuh yang ditutup dengan handuk hangat kering untuk merilekskan seluruh tubuh.
Hydrotherapy membuat tubuh saya lebih kuat, rasanya, tapi karena pikiran terlalu rileks, membuat saya tidak ingin melakukan kegiatan apapun lagi selain hanya menikmati tidur dipinggir kolam dengan pamandangan hutan dan langit biru. Bahkan tidak ada keinginan untuk menyentuh ponsel sama sekali, yang mana saya juga sudah meniatkan untuk seminimal mungkin berinteraksi dengan smartphone selama tinggal di sini.
Hingga akhirnya tiba waktu makan siang yang kali ini saya ingin menikmati makan siang saya dipinggir sungai Ayung, yang disebut dengan Kedara Picnic. Lokasi makan siang ini berada di bawah dan harus menuruni tangga sebanyak lebih 300 anak tangga. Di lokasi ini terdapat kolam renang alam yang kolamnya berasal dari mata air gunung, dengan gazebo untuk makan atau tidur, serta pool bed untuk berjemur. Saya memesan nasi campur Bali, dan makan di Gazebo yang berakhir dengan berenang di kolam dan tertidur di pool bed, karena betapa tenangnya tempat ini dan tidak ada distraction dari manapun. Tubuh dan pikiran saya benar-benar dimanjakan.
Sore, saya dijadwalkan untuk SPA dan massage. Ini adalah waktu sangat saya nantikan karena ini adalah yang saya butuhkan saat ini. SPA dengan arsitektur Balinese modern-minimalis ini menyediakan berbagai layanan SPA dan massage, tapi yang paling wajib dicoba adalah 60 minute Como Shambhala Massage, yang akan saya coba pada sesi ini. Dimulai dengan merendam kaki dalam air garam dan dibersihkan, therapist kemudian mempersilahkan saya untuk tidur telungkup di meja massaga. Setelah itu ia mulai menyentuh bagian kaki saya yang selanjutnya saya tertidur hingga saya dibangunkan untuk berbalik badan hingga akhirnya tertidur lagi hingga selesai. Sesi SPA dengan certified therapist Como Shambala Estate ini benar-benar seakan me-reset seluruh tubuh dan pikiran saya. Sesi massage terbaik yang pernah saya alami selama ini.
Saat makan malam, saya memililh untuk makan malam di Kudus, (karena sudah tiga minggu terakhir saya mengonsumsi European food) dari pada makan malam di Glow. Restoran yang menghidangan makanan western berbasis nutrisi dari tumbuhan dengan kombinasi non-vegetarian. Kudus yang menyediakan hidangan Indonesia, juga ditujukan untuk non-vegetarian, dengan berbagai macam makan tradisional otentik yang sudah dioleh denga rasa internasional. Termasuk makanan Indonesia yang diolah menjadi set-menu dari makanan pembuka, utama dan penutup.
Dari sekian banyak wellness retreat di Bali, Como Shambhala Estate yang berlokasi di Gianyar, Bali, adalah salah satu yang terbaik. Pengalaman yang saya rasakan, dari sedikit yang ada di Como Shambhala Estater, dari berbagai resort berbasis wellness, resort ini menawarkan yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Mungkin ada yang sama, tapi perasaan setelah keluar dari tempat ini, sungguh berbeda.