Saat menerima undangan fisik fashion show Louis Vuitton men’s spring/ summer 2023, saya langsung terdiam dan berusaha mencerna apa isi dari undangan yang besar ini. Bentuknya persegi panjang seperti folder dokumen dengan tutup amplop yang menggunakan benang sebagai pengikatnya. Ketika dibuka, isinya adalah sebuah board game yang harus dirakit terlebih dahulu sebelum bermain, lengkap dengan dua buah dadu dan bidak yang diambil dari karakter-karakter yang diciptakan Virgil Abloh pada koleksi sebelumnya.
Ketika hari H fashion show tiba, yang berlokasi di Museum Louvre, set runway dibuat seperti track sirkuit mobil-mobilan remote control yang biasa dimainkan oleh anak-anak, track runway ini dibuat berwarna kuning sehingga kontras dengan langit Paris yang siang itu sangat menyengat tapi menghasilkan visual bagai dalam fantasi. Hati saya berkata, “Virgil masih hidup di sini” dan mengingat dibeberapa koleksi sebelumnya childhood adalah inspirasi Virgil, persis seperti undangan dalam bentuk board game tersebut di atas. Show dibuka dengan parade marching band yang gegap gempita yang kemudian disambung dengan suara rap Kendrick Lamar saat model mulai berjalan. Virgil Abloh seakan masih hidup di tengah-tengah team studio menswear Louis Vuitton yang membuat koleksi ini.
Koleksinya sendiri bercerita perjalanan Virgil Abloh selama menjadi Direktur Artisik menswear Louis Vuitton. Dalam setiap potong pakaian merupakan evolusi koleksi pertama yang dibuatnya hingga terakhir. Dan ini semua diwujudkan dengan imajinasi yang tinggi oleh team studio menswear Louis Vuitton. Betapa tidak, permaianan berbagai motif dan material fabric, sangat bervarisai disini namun memberikan harmonisasi dari satu look ke look yang lain. Team studio menswear Louis Vuitton mewujudkan di level yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Yang paling menonjol adalah motif bunga yang diambil dari hiasan mural di rumah Louis Vuitton di Asnieres. Motif-motif tersebut diwujudkan dalam bentuk kain jacquard sehingga terlihat seperti tiga dimensi dan ada juga yang berwujud kancing pada coat yang juga dibuat tiga dimensi. Kalau mengingat karya Virgil yang pertama untuk Louis Vuitton, ada sebuah jaket yang seluruhnya tertutup dengan beads bermotif bunga dan wajah, yang didominasi warna merah, kuning dan oranye, motif tersebut hadir lagi disini dalam bentuk bunga-bunganya saja dengan latar hijau, sehingga persis seperti berada di padang rumput berbunga. Evolusi inilah yang tadi saya maksud atau upcycling ideologi Virgil Abloh.
Sekarang mari kita lihat siluet dan material pada koleksi ini. Siluet serba longgar, bahkan super longgar, menjadi siluet utama di setiap look. Dibuat dalam bentuk jaket, kemeja, kemeja dengan detil potongan zigzag pada bagian bawah, celana dan berbagai varian atasan. Setelan tailoring bergaya Abloh detil cut-out dibuat dibagian samping pada jas dan celana. Potongan tailoring cukup mendominasi pada koleksi ini, yang memberikan pilihan untuk anak muda dalam memakai stelan jas versi “playful”. Berbicara playful, karena koleksi ini masih dipengaruhi oleh dunia anak-anak, maka warna yang digunakan sangat beragam, persis seperti melihat permainan play doh. Bahkan beberapa bentuk objek Louis Vuitton dibuat seperti versi play doh, seperti font pada ornamen sneakers, kalung dan topi. Selain itu ada juga tas berbentuk sandwich box yang menggemaskan, tas fortune cookies sampai keepall dari bahan rajut berwarna-warni. Melihat koleksi ini, akan membuat orang merasa riang dan semangat. Sementara material yang digunakan sangat beragam, yang banyak menggunakan teknik savoir faire pada setiap helai kain. Seperti efek 3d pada jacquard, teknik embossed pada jaket kulit dan tas yang mengambil motif romantisme kota Paris, bulu yang berwarna-warni, denim washed, hingga ragam teknik rajut pada jaket kulit dan tas.
Melihat show ini secara langsung, membuktikan pengaruh Virgil Abloh yang begitu kuat pada fans dan komunitasnya. Apalagi saat mendengar Kendrick Lamar berkata sambil bernyanyi sambil menonton show ini, “Virgil never die”, seperti melihatnya sedang berbicara dengan Abloh.
Foto dok. Louis Vuitton