Kerap kali kita memandang remeh perempuan. Perempuan adalah makhluk lemah, tak berdaya, dan rapuh.
Selama berabad-abad kita dicekoki pengetahuan akan hal tersebut.
Waktu pun bergulir. Angka tahun usia Bumi makin menua, hingga memasuki angka 2000-an, masihkah hal tersebut ada?
Dalam khazanah dunia sinema, sebenarnya nyaris semua kaum Adam sudah diperingatkan secara blak-blakan kalau perempuan bukan lagi makhluk lemah.
Dari sisi dunia nyata, kita sudah tahu itu via Erin Brockovich yang memperjuangkan hak hidup sehat sebuah kawasan kota kecil, diangkat pula ke film dengan judul namanya tersebut, dan diperankan Julia Roberts. Menang Oscar pula sebagai Aktris Terbaik. (Meski Erin versi nyata jauh dari figur menawan ala Roberts).
Dari lini fiksi, lebih banyak lagi karakter-karakter perempuan hebat tahan banting. Yang paling menohok memori adalah karakter rekaan Quentin Tarantino, The Bride, yang begitu sadis elegan menghabisi orang-orang yang menyatroni hidupnya via dwilogi Kill Bill. Atau yang paling fantasi melangit: Diana Prince alias Wonder Woman (dengan dua filmnya) hidup dengan segala pesona badan ramping mungil tapi tangkas ala Gal Gadot.
Tibalah See for Me menegaskan poin perempuan tangguh dalam rupa lain: tuna netra.
Tersebutlah Sophie Scott (tampil apik dari akting Skyler Davenport), perempuan 20-an, eks atlet ski. Scott kehilangan penglihatannya karena kecelakaan. Dan kini dirinya hanya bisa menjadi penjaga rumah sewaan.
Titik hidupnya berubah saat dirinya menjaga sebuah rumah yang nyatanya menjadi incaran sekelompok perampok. Dengan segala daya Scott berusaha mempertahankan diri serta lepas dari mereka.
Aksi Scott dalam menghadapi para perampok nyatanya membuka mata kita sedikit demi sedikit kalau hilang penglihatan tak berarti hilang kekuatan.
Scott masih memiliki kekuatan lain dari dirinya: otak yang berputar.
Sehingga begitu durasi film menuju akhir, kita akan ternganga dengan caranya menghadapi para perampok.
Jadi, berhati-hatilah jika masih menganggap perempuan adalah makhluk lemah. Film produksi Kanada ini menjadi prasasti untuk semua pria di muka Bumi ini untuk hal tersebut.
See for Me unggul menyita perhatian sebagai drama-thriller yang wajib ditonton di 2022 ini, dengan segala kesederhanaan gaya bertuturnya dan kelincahannya yang pintar mengacak-acak emosi di sepanjang film.
Di tengah euforia penonton layar perak dengan deretan film yang tertunda akibat pandemi, dari sekuel Doctor Strange hingga KKN di Desa Penari yang spektakuler, See for Me hadir sebagai multivitamin untuk mereka yang kangen dengan film-film girlpower, seperti dwilogi Kill Bill atau Panic Room.
Kudos untuk sang sutradara, Randall Okita dan penulis skrip, Adam Yorke dan Tommy Gushue, yang rapi bertutur dan menciptakan twist demi twist asyik.