Tak bisa dipungkiri bahwa dunia semakin riuh, kehebohan berita benar dan hoax saling bersulam, keriuhan isu-isu penting enggak penting dalam sosial media dan whatsapp group tumpang tindih lapis berlapis setiap menit di dalam ponsel, menguras energi dan terkadang menguras kewarasan. Bagaimana lari dari kenyataan yang tak bisa dihilangkan ini? Sapto Djojokartiko berkontemplasi, dan menghadirkan reka cipta dalam bentuk karya fashion yang menawarkan ketenangan dan pencerahan. Koleksi dipresentasikan di area Taman Air Mancur Plaza Senayan, Jakarta. Rancang panggung peragaan terinspirasi oleh miniatur kuil arkais dan ruang pemandian tempat mensucikan diri. Berdiri berbuntuk kubus putih di lokasi yang biasanya ramai oleh pengunjung dan pekerja sekitar menghabiskan waktu,
Redamkan hiruk pikuk menjadi karya desain yang lembut harmonis
Kita menyadari bahwa keriuhan dan hiruk pikuk dunia ini tidak bisa dihilangkan, namun dari koleksi yang ditampilkan Sapto Djojokartiko bisa tarik kesimpulan bahwa keriuhan bisa diredam, ditata menjadi ornamentasi desain yang mendetail dan harmonis, tentu dengan strategi penaklukkan warna yang tone-on-tone, tidak ada kontras warna yang berkelahi, semua harmonis dan sedap dipandang, dan malah romantis karena menggunakan bahan-bahan yang lembut seperti organza, tule dan lureks dengan material solid seperti satin, bludru dan kulit imitasi yang terjalin dalam draperi, potongan-potongan asimetris dan tampil bersusun layer demi layer. Detail-detail terbuat dengan teknik tambal sulam dan bordir payet yang berbeda memberikan dimensi yang istimewa. Perhatikan detail patchwork berpola quilting yang membawa kesan nostalgia, patchwork tampil disekujur gaun dengan tata letak yang geometris. Garis-garis geometris ini sebenarnya terilhami dari ulir pasir dan kerikil taman kering Jepang yang dicipta sebagai ruang untuk refleksi diri dan koneksi batin dalam filosofi Zen.
Gemerlap perak dan alas kaki teplek
Set rancangan terinspirasi dari tahun 90-an hingga awal 2000-an, seperti bandeau, rok mikro mini, busana tali spaghetti, celana berpinggul rendah juga termasuk siluet lurus, siluet balon dan monokromatis. Rona koleksi Sapto Djojokartiko musim ini berotasi pada warna bumi seperti Oyster -cangkang kerang dan Truffle (warna jamur), dan beragam turunan warna biru yang lebih dalam. Namun bukan berarti tidak ada letupan warna di koleksi ini, Sapto bubuhkan gemerlap warna keperakan, lacquer, sebagai sekelumit aksen gemerlap kehidupan. Sebagai alas kaki, sepatu teplek berujung runcing berbordir, sepatu Mary Jane, sandal nelayan, sandal gunung berhias logam dan tas mikro. Sedangkan untuk perhiasan aneka bola solid perak dan permata yang tersusun dalam formasi berulang datang dalam format anting dan kalung choker.
Sisi termarak dari penggemar gaya low-key
Di luar dari segala konsep yang ditawarkan, koleksi spring/summer 2024 ini semakin menancapkan soliditas eksistensi Sapto Djojokartiko di market Indonesia, market yang begitu dicintai berbagai jenama dari Eropa. Kaum penggemar penampilan low-key bisa tetap aman walau mengenakan gaun dengan eksperimentasi aksen-aksen sana sini Sapto yang sangat rumit karena rancangan begitu halus, sangat cermat, dan minim kontras. Lalu pada akhirnya, orang-orang yang selalu mengutamakan berpakaian dengan menggunakan bahan-bahan yang indah, halus, dan cantik, Sapto Djojokartiko lah jawabannya.
