Dalam perjalanan hidup, apa yang telah kalian perhatikan? Diri Anda sendiri? Atau serpihan sepele yang bertaburan disekitar Anda namun ternyata serpihan tersebut adalah bagian dari gigantic object yang ternyata membuat diri Anda sangat kecil, hampir nihil, di dalam massive magnitude yang mendebarkan. Inilah kinerja seni duet suami istri Isabel dan Alfredo Aquilizan, yang telah memamerkan imajinasi mereka secara luas di pameran-pameran besar dan bienial di seluruh dunia. Mereka dikenal karena kemampuan mereka mengumpulkan serpihan kehidupan, menggabungkan material-material yang mudah ditemukan di kehidupan sehari-hari untuk dijadikan karya instalasi yang kerap memaparkan potret perjalanan, lingkungan rumah dan keluarga. Karya-karya mereka dipaparkan di Museum MACAN sejak tanggal 24 Juni hingga 8 Oktober 2023. Pameran berjudul ‘Somewhere, Elsewhere, Nowhere’, pameran ini menampilkan karya berskala besar dan ekspansif yang menggelitik rasa penasaran, menggunakan ragam material yang sederhana dan mudah ditemukan seperti kardus, sandal jepit, sikat gigi, dan selimut. Benda-benda yang paling lekat dengan aktivitas sehari-hari, juga yang kerap dibawa ketika bepergian. Bagi mereka, material-material ini merupakan medium sederhana yang dapat membangkitkan ide-ide mengenai identitas individu, sejarah, perjalanan, dan migrasi.
Sayap-sayap kuat berbulu kumpulan arit
Banyak karya dalam pameran ‘Somewhere, Elsewhere, Nowhere’ yang dibuat dengan tangan—baik melalui proses lokakarya atau dikerjakan dengan bantuan tangan para artisan. Sebagai contoh, pisau pada karya Belok Kiri Jalan Terus (Left Wing Project) (2017–2018) dibuat oleh pandai besi di Yogyakarta dan Filipina; juga pada kain piña di karya See/Through (Series 1) (2021), yang dibuat oleh perajin tenun asal Aklan dan perajin sulam asal Lumban di Filipina. Kain piña adalah kain yang ditenun dari serat daun nanas. Nanas sendiri diperkenalkan oleh bangsa Spanyol selama masa pendudukannya di Filipina dan kemudian ditanam di seluruh penjuru Asia Tenggara dan Asia Pasifik. Material ini secara langsung berkaitan dengan penjajahan, perkebunan, dan perburuhan. Karya ini mengilustrasikan komitmen mendalam sang perupa terhadap karya, sejarah, dan keilmuan yang dapat ditemukan di tangan para artisan.
Susunan dari rentang 20 tahun berkarya
Isabel dan Alfredo Aquilizan bilang, “Kami sangat senang dapat membagikan karya-karya dari 20 tahun praktik kolaboratif kami di Museum MACAN, Jakarta. Kisah kami terinspirasi dari pengalaman bekerja di berbagai tempat, dengan beragam komunitas dari seluruh dunia, termasuk Indonesia. Kolaborasi berperan besar dalam sejarah perjalanan kami, menjadi sumber inspirasi serta pengaruh penting dalam pengembangan praktik kami sebagai perupa. Karena ‘Somewhere, Elsewhere, Nowhere’ adalah tentang keterlibatan, kami sangat ingin melihat makna dari setiap karya berkembang dan berlipat ganda seiring dengan perjalanan karya-karya tersebut ke berbagai tempat.” Pada kesempatan ini, Museum MACAN juga mengomisi sebuah karya baru dari Isabel dan Alfredo Aquilizan, yaitu sebuah sayap pesawat berukuran asli, yang terdiri 92 sangkar burung yang disusun layaknya puzzle, dengan rekaman kicauan burung yang memenuhi ruangan. Karya yang berjudul Caged (2023) ini terinspirasi dari sebuah proyek residensi di Yogyakarta di mana mereka membaur dengan masyarakat lokal, termasuk dengan para artisan. “Caged (2023) adalah karya yang diilhami dari pengalaman ketika kami menjadi perupa mukiman (artist-in-residence) di Yogyakarta lima tahun yang lalu. Melalui karya ini, kami mengubah sangkar burung menjadi sesuatu yang bersifat familiar sekaligus tersembunyi. Menghadirkan rasa terkungkung dan kerinduan, Caged (2023) juga berbicara tentang kehadiran dan ketiadaan, di mana pahatannya berbentuk seperti sayap yang sedang terbang. Rekaman kicauan burung yang memenuhi galeri dengan melodi yang harmonis, menciptakan ruang refleksi bagi pengunjung dalam berinteraksi dan berkontemplasi,” ungkap Isabel dan Alfredo Aquilizan.
Peran Indonesia untuk Isabel dan Alfredo Aquilizan
Aaron Seeto, Direktur, Museum MACAN, mengatakan, “Indonesia secara khusus memiliki peranan yang penting bagi Isabel dan Alfredo Aquilizan. Mereka telah membangun relasi yang kuat dengan beragam perupa dan skena artistik di Yogyakarta selama bertahun-tahun. Kami bangga dapat menyelenggarakan pameran besar dari karya-karya mereka dan membagikannya kepada publik di Indonesia. Saya yakin bahwa setiap material yang sederhana dan mudah ditemukan, seperti sendal jepit dan sikat gigi, mungkin dimiliki oleh setiap orang, juga instalasi yang dibuat dari kardus yang mendeskripsikan padatnya kondisi kehidupan perkotaan, akan menggugah imajinasi audiens kami di Indonesia. Kami berharap pameran ini bisa membawa orang-orang untuk merefleksikan kembali kisah pribadi mereka, mungkin tentang transmigrasi, ataupun tentang perjalanan sehari-hari dan kisah-kisah kecil dari perjumpaan kita dengan orang lain. Kami juga bangga dapat mengomisi dan menampilkan sebuah karya baru. Ide dari karya ini lahir ketika mereka berkunjung ke Yogyakarta, dan kami sangat senang dapat mewujudkan ide ini.”
Kisah Kotak Sepatu
Pameran ‘Somewhere, Elsewhere, Nowhere’ akan berlangsung dari 24 Juni hingga 8 Oktober 2023. Tiket tersedia di www.museummacan.org/tickets dan melalui mitra tiket museum: GoTix, Tiket.com, dan Traveloka. Bersamaan dengan pameran ini, Isabel dan Alfredo Aquilizan menciptakan sebuah proyek untuk anak-anak dan keluarga di Ruang Seni Anak Museum MACAN. Berjudul Kisah Kotak Sepatu, karya ini merespons ide mengenai rumah, migrasi, sejarah personal, dan bagaimana hubungan manusia terbentuk melalui pengalaman bersama. Tidak hanya hadir melalui aktivitas di Museum, sesi lokakarya bersama dengan sekolah dan tutorial daring dan aktivitasnya menjadi perpanjangan dari proyek Kisah Kotak Sepatu ke sekolah-sekolah di seluruh penjuru negeri. Proyek Ruang Seni Anak didesain untuk melibatkan anak-anak dan keluarganya dalam ide dan konsep yang dihadirkan di dalam pameran dan menjadi bagian penting dari misi berkelanjutan Museum MACAN terhadap pendidikan seni.
Museum MACAN menunggu kehadiran Anda
Toko museum Shop at MACAN juga menghadirkan serangkaian produk eksklusif untuk pameran ‘Somewhere, Elsewhere, Nowhere’ . Pengunjung dapat membeli cendera mata secara langsung di museum atau secara daring melalui shop.museummacan.org dan www.tokopedia.com/shopatmacan . ‘Somewhere, Elsewhere, Nowhere’ mendapatkan dukungan dari Pemerintah Australia melalui pendanaan bidang seni dan badan penasihat dari Australia Council. ‘Somewhere, Elsewhere, Nowhere’ didukung oleh Mowilex sebagai Mitra Cat Resmi Museum; Common Grounds Coffee Roaster, ERHA dan TMN sebagai Mitra Acara dan Pameran; Four Seasons Jakarta dan Artotel sebagai Mitra Hotel Resmi. Museum MACAN berterima kasih atas dukungan Yavuz Galley dan para pemberi pinjaman karya untuk pameran ini, yang telah bermurah hati mengizinkan kami memamerkan karya dari koleksi mereka. Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (Museum Seni Modern dan Kontemporer di Nusantara – Museum MACAN) adalah museum seni modern dan kontemporer terdepan di Indonesia. Berlokasi di Jakarta, Museum MACAN adalah institusi yang memberikan akses publik terhadap koleksi seni modern dan kontemporer yang signifikan dan terus berkembang dari Indonesia dan seluruh dunia. Museum ini memiliki program pameran dan program publik yang aktif di fasilitas seluas 7.100 meter persegi