Dalam semangat merayakan Hari Bumi 2025, Alila SCBD Jakarta berkolaborasi dengan seniman lokal Soetjipto Hoeijaja dari label no’om|no’mi mempersembahkan koleksi syal ramah lingkungan yang kaya akan makna budaya. Bertempat di lobi hotel berdesain kontemporer tersebut, instalasi ini menampilkan karya seni dan busana yang menggabungkan simbol Jakarta dan Bali dalam nuansa pop-art yang segar. Dengan elemen-elemen seperti sangkar ayam jantan dan bambu daur ulang, koleksi ini mengajak masyarakat kota untuk menyelami kembali identitas lokal dengan sentuhan keberlanjutan yang nyata.

Viscose berbasis tumbuhan
Koleksi syal ini bukan sekadar pernyataan gaya, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap warisan Betawi dan Bali. Motif ‘Ondel-Ondel Alila’ menampilkan ikon kota seperti bajaj, kerak telor, roti buaya, hingga siluet Monas dan gedung Alila SCBD. Kain-kain ini dibuat menggunakan viscose berbasis tumbuhan dan teknologi EcoFion terbaru, menjadikannya 100% dapat terurai tanpa mengorbankan estetika. Hasilnya adalah sebuah karya yang bisa dikenakan—elegan, sadar lingkungan, dan penuh cerita.

Alila SCBD dan no’om no’mi
Hari Bumi menjadi momentum ideal bagi Alila SCBD untuk menegaskan komitmennya terhadap keberlanjutan. “Kami bangga bermitra dengan no’om|no’mi untuk merayakan bumi dan budaya dalam satu narasi visual,” ujar Alasdair Davidson, General Manager hotel. Lewat inisiatif ini, Alila tidak hanya menampilkan sisi artistik Indonesia, tetapi juga menyuarakan pentingnya mode beretika di tengah industri yang tengah berubah arah menuju praktik yang lebih bertanggung jawab.

Syal Hari Bumi
Instalasi seni dan koleksi syal ini akan tersedia hingga 31 Agustus 2025, menjadi destinasi fashion sekaligus budaya yang tak boleh dilewatkan di Jakarta. Baik penggemar mode, pejalan kota, maupun pencinta seni kini punya satu lagi alasan untuk menyambangi kawasan SCBD. Melalui karya yang berpijak pada bumi dan budaya, kolaborasi Alila dan no’om|no’mi berhasil menyulap sebuah lobi hotel menjadi panggung gaya hidup berkesadaran.
