Hari ini, Jogja Fashion Festival 2018 dibuka dengan mengusung tema “Mixology” yang digelar di Atrium Plaza Ambarrukmo, Jogjakarta. Pelaksanaan JFF 2018 ini berlangsung dari Jum’at, 23 Maret 2018 hingga Minggu, 25 Maret 2018, dan diawali dengan rangkaian beberapa fashion show dari para desainer yang tergabung dalam Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) DIY. Sebanyak 72 desainer ikut terlibat dalam membantu mengangkat kekayaan wastra nusantara.
Foto: Itang Yunasz dengan koleksinya Kamilaa mampu mencuri perhatian para pengunjung saat itu.
Selama tiga hari, JFF 2018 dibagi menjadi dua sesi, yaitu sesi pertama yang berlangsung pada dari pukul 15.00 hingga 17.00 WIB, dan dilanjutkan dengan sesi kedua pada pukul 19.00 hingga 21.00 WIB. Setiap sesi biasanya memiliki kelompok tema tersendiri.
Pada hari pertama JFF 2018, Itang Yunasz mencuri perhatian dengan koleksinya yang bertema “Kamilaa”. Sebanyak 16 koleksi ia tampilkan dalam sesi pertama yang bertemakan “Patern & Fabric”. Dominasi warna coklat dan oranye tampak pada koleksi Itang yang menggunakan perpaduan berbagai macam motif batik dan etnik lokal. Menurut Itang, ini bukanlah koleksi signature-nya, namun merupakan koleksi second line yang bisa menjangkau seluruh kalangan.
Foto: Ali Charisma menutup sesi kedua hari pertama JFF 2018 dengan koleksi yang didominasi warna merah dan putih.
Setelah Itang, parade fashion show sesi pertama ini berlanjut dengan menampilkan berbagai koleksi dari 11 desainer, yang di antaranya yaitu Andar Yusri oleh Adhinata Batik, Liza Supriyadi, Gee Batik oleh Sugeng Waskito, hingga Batik Rajah oleh Tedjo Laksono.
Pada gelaran sesi kedua, tema yang diusung adalah “Exquisite Elegance” yang menampilkan koleksi 11 desainer lainnya yang didominasi dengan gaun-gaun malam yang elegan, kebaya hingga bridal. Di antaranya Ferry Setiawan, Christina Setiyadi, hingga Hari Agung Kebaya. Sebagai penutup, Ali Charisma mempersembahkan koleksi terkininya yang bernuansa resort.