Apa? Wangi mawar untuk pria? Mungkin terdengar asing di Eropa, tetapi di Timur Tengah, sejak lama pria sudah memakai wewangian mawar, tidak ada pertimbangan pada maskulinitas atau romantisitas. Jadi, ketika rumah parfum Maison Francis Kurkdjian (MFK) melangsing parfum baru berbasis wangi mawar bernama L’Homme la Rose, kalangan tertentu akan mudah menerima dengan lengan terbuka lebar, menghirup wewangian yang membuat diri berasa flamboyant. Varian untuk pria ini sebenarnya diawali dari parfum la Rose Kurkdjian (untuk wanita) yang lebih dulu popular. Kemudian ini juga bukan parfum pertama berbasis mawar keluaran MFK, tahun 2009 MFK melangsir Lumière Noir Pour Homme yang juga beraroma mawar. L’Homme la Rose diawali dengan semburat harum yang ringan dan segar (dewy) esensi mawar Damask dari Bulgaria dan dedaunan herbal dari Prancis, kemudian muncul menyeruak aroma woody amber yang tajam disusul dengan aroma anggur yang sekilas juicy, lalu hadir aura sitrus dari Spanyol, sebelumnya akhirnya muncullah aroma mawar Centifolia dari Grasse, Prancis, yang elegan namun tetap ringan. Wangi mawar dari L’Homme la Rose ini begitu ringan, bisa dibilang ia bagaikan wangi tetes embun dari gelayutan mawar ketimbang wangi dari ekstrasi mawar.
Syahmedi Dean
Syahmedi Dean adalah seorang penulis yang telah menerbitkan sejumlah buku dan juga seorang jurnalis Mode dan Seni. Ia sudah meliput London Milan Paris Fashion Week sejak tahun 2000. Ia lulus dari Fakultas Seni Rupa Isntitut Seni Indonesia Yogyakarta, Program Studi Desain Komunikasi Visual. Kemudian memulai karir jurnalistik di majalah Femina tahun 1996, lalu berturut-turut menapak naik ke media-media terkemuka nasional seperti majalah Harper’s Bazaar Indonesia, majalah Dewi, majalah SOAP, Harian Media Indonesia, dan majalah Estetika. Dengan segenap perjalanan karirnya, kini ia menjadi Co-Founder dan Editorial Director LUXINA.