Di antara kehebohan Paris Fashion Week, ternyata di Jakarta tampil satu koleksi berkualitas dari seorang desainer yang tergolong muda di industri fashion Indonesia. Namanya Monica Ivena, menampilkan kejeliannya dalam bermain detail dan ornamentsai. Ia mengerahkan laskar pengrajin beads dan sequin yang sudah lama berada di dalam tim produksinya, masing-masing gaun dikerjakan berpindah-pindah tangan (karena WFH) per bagian gaun yang perlu ditaburi diamante. Kreasi Monica terlihat sangat solid, rapi dan merebak super glam, setiap ornamentasi yang tercipta memang bagaikan sudah bawaan dari material bahan. Tidak terlihat ada pemaksaan dekorasi, semua lebur dan mengikuti sifat bahan yang gemulai. Terkadang Monica bermain drape yang bertumpu di depan pusar, ada juga helai bahan yang di pleat, lalu di kembangkan bagai sayap menutupi lengan. Sepotong gaun pengantin hijab, tampak menakjubkan, konsentrasi beads dan ornamentasi hanya di bagian torso, bahu dan bagian kepala veil yang juga berfungsi sebagai hijab. Satu eksekusi desain yang arsitektural.
Taktik monokromatik untuk dunia
Tata ornamentasi karya-karya Monica ini terlihat beraura art deco dari jazz era di tahun 1920an. Tampaknya ia sangat menikmati kreatifitasnya dengan mendedikasikan waktu berminggu-minggu untuk menyelesaikan satu rancangan. Walau mewah maksimal, namun sebenarnya rasa sederhana (dan low key) tampil sangat kuat di koleksi ini, Monica bermain sapuan monochromatic, tidak ada aksi high-contrast yang mengagetkan, sehingga gaun-gaun hanya fokus pada keanggunan yang memakai. Ketika berbicara dengan Luxina.id via telepon, Monica yang relijius bilang: “Ini semacam wisdom yang harus aku sampaikan lewat karya,” ujarnya dengan suara rendah hati. Presentasi koleksi terbaru Monica ini dilakukan secara daring, awalnya tertangkap kesan kalau ini bukan karya anak Indonesia yang tinggal di Jakarta. Semua tampak begitu pas, dari mulai siluet, aksesori, tata rias, rias rambut, model cast, dan eksekusi video. Monica lulus dari Raffles Design Institute Singapore jurusan Fashion Merchandising tahun 2010, lalu lanjut menyelesaikan ilmu fashion di Lembaga Pendidikan Tata Busana Susan Budihardjo Jakarta tahun 2011. Salut untuk jenama Monica Ivena, tak perlu ke Paris, koleksi ini sangat berselera global.