Sebagai wujud dukungan terhadap budaya Indonesia, Shangri- La Jakarta dengan bangga mempersembahkan Aceh Culinary Festival dari 5–7 Agustus 2022 lalu, di restoran SATOO. Acara ini menampilkan pilihan suguhan terbaik dari berbagai kuliner khas provinsi paling barat di Indonesia ini dengan dukungan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh yang tujuan dan misinya adalah mengenalkan keajaiban nusantara kepada dunia. Provinsi Aceh menikmati budaya yang dinamis, warisan lokalnya dipengaruhi oleh budaya Arab dan India. Pengunjung dapat merasakan perjalanan gastronomi yang penuh bumbu selama festival kuliner. Agar cita rasanya seotentik mungkin, tim kuliner SATOO bekerja sama dengan para pengusaha kuliner Aceh di Jakarta menyiapkan berbagai macam kelezatan autentik mulai dari appetizer hingga dessert, seperti Gado- Gado Aceh, Rujak Aceh, Bubur Kanji, Tirom – Kerang Masak Kuah, Rendang Aceh, Gulai Kambing Aceh, Sie Reuboh, Kuah Leumak, Ikan Keumamah, Kuah Sie Itiek, Ayam Tangkap yang terkenal, dan masih banyak lagi menanti pengunjung.
Kopi Aceh, Kopi Sanger, dan Teh Tarik
Selain itu, SATOO menyiapkan berbagai hidangan khas Aceh yang menggugah selera untuk memanjakan para tamu, seperti Roti Jala Durian Kinca, Timphan – sajian populer dengan isian pisang di Aceh, Kue Ade, Boh Rorom – juga dikenal sebagai Klepon Aceh, Kue Bhoi, dan masih banyak lagi. Berbagai minuman terkenal seperti Kopi Aceh, Kopi Sanger, Kopi Tubruk, dan Teh Tarik akan tersedia bagi para tamu untuk memanjakan lidah mereka setelah mencoba semua hidangan yang menyenangkan. Aceh Culinary Festival akan dibuka dengan penampilan Tari Saman yang enerjik, yang identik dengan warisan budaya Aceh. Dihadirkan juga booth foto bertema 3D food street yang terletak di area lobi SATOO. Selain itu, pengunjung dapat mempelajari lebih dalam tentang tradisi, budaya, serta sejarah hidangan Aceh melalui serangkaian pameran foto di SATOO Deli. Para tamu dapat dengan bebas memasuki pameran dan menemukan pengetahuan baru yang mungkin belum mereka ketahui sebelumnya. Seni dan budaya kuliner Aceh yang dinamis dan semarak tidak hanya memanjakan mata dan lidah, namun juga merupakan harta kekayaan berupa pengetahuan dan budaya.