Mewabahnya pop surrealism dan designer toys di dalam tren seni kontemporer, yang membuat banyak seniman menciptakan figur-figur boneka, karakter anime, superhero, atau figur fantasi dalam gaya surealis, membuat terkesampingkannya para perupa yang fokus pada objek-objek anatomi realistis dan hyperrealistis. Walau begitu, objek anatomi atau tubuh dalam seni lukis saat ini masih terus berkembang dengan pendekatan yang lebih beragam dan multidimensi. Jika sebelumnya anatomi manusia dijadikan sebagai medium untuk menampilkan keindahan fisik atau studi ilmiah tubuh, kini seniman kontemporer menggunakan anatomi sebagai cara untuk mengeksplorasi tema-tema yang lebih kompleks, seperti identitas, bio-art, politik tubuh, dan teknologi.
Anatomi Dari Genangan Warna
Di Indonesia sendiri mereka hampir tak terdengar, tetapi mereka ada, seperti seniman muda bernama Prajna Dewantara Wirata, yang saat ini sedang menggelar pameran Tunggal berjudul JANMASHTAMI, di Mola Art Gallery, Bandung (31 Agustus – 31 Oktober 2024). Prajna menghempaskan emosi yang bertenaga di atas kanvas, menciptakan bercak-bercak dan genangan berwarna yang bergelombang sedemikian rupa, sehingga muncul anatomi-anatomi berbahasa tubuh elegan yang terlapisi oleh transparansi dalam warna yang sama. Hasilnya sangat indah, modern, dan positive vibe. Strategi Prajna meleburkan karakter kain dan karakter anatomi tubuh, membuat masing-masing elemen saling menyeberangkan energi, mana yang lebih powerful, lekuk gelombang kain atau lekuk anatomi? Namun tak bisa dipungkiri bahwa perpaduan keduanya memancarkan sensualitas.
Jemari yang mengajak berinteraksi
Abstraksi anatomi yang ditebar Prajna secara visual sebenarnya cukup membuat tersesat arah, namun ia cukup adil dengan memberikan satu elemen yang paling realistis, yaitu gambar jemari. Perbandingan besar jemari dengan lebar bahu dan besar kepala, sangat proporsional. Bentuk jari jemari ramping dan indah. Bahasa gerak jemarinya sendiri pun tampak berbicara maksimal, dari gerak hendak menyingkap, gerak bertahan, gerak pasrah, gerak bersabar, semuanya mengajak berkomunikasi. Seperti kita semua paham, kita bisa membaca suasana hati manusia dari dua hal, bola mata dan bahasa jemari. Dan Prajna mengajak kita berinteraksi dengan jemari-jemari ciptaannya yang ia lukis dengan jemari pula.
Air suci dari Bali
Janmashtami adalah sebuah festival yang merayakan kelahiran Dewa Krishna, salah satu dewa utama dalam agama Hindu, festival yang sudah melekat dalam pertumbuhan Prajna yang lahir di Bali. Selain itu, air yang Prajna teteskan ke cat-cat yang akan ia sapukan di kanvas menggunakan air Tirta yang ia bawa khusus dari Bali, mungkin hal ini pula yang membuat setiap lukisan semakin bertenaga, berkekuatan budaya yang meresap masuk ke serat kanvas.