Di antara wabah trend streetwear dan gaya extra decorative exaggeration di alam fashion yang saat ini banyak memakan korban para wanita yang berjati diri ‘bingung’, menyisakan wanita-wanita yang masih teguh mencari pakaian yang tidak overpower dan kill the personality, nyaman, elegan, dan tetap bijaksana ketika berkiprah di berbagai aktifitas sosial. Pilihannya tentu tidak banyak, salah satu yang tersedia di depan mata adalah jenama Sapto Djojokartiko, yang baru saja melakukan presentasi fashion koleksi spring/summer 2020 di Hotel Indonesia Kempinski Jakarta.
Enggan Tampil Street Look
Sebenarnya desain seperti apa yang dicari oleh wanita-wanita tipikal pemilik aktifitas sosial tinggi tersebut? Jawabannya relatif. Namun kalau ditilik dari apa yang diminati oleh para wanita yang ‘enggan’ tampil street look ini, mereka menyukai gaya late medieval age yang dibuat modern. Pakaian yang popular di abad pertengahan ini berupa gaun full body-length, bagian lengan yang melebar panjang, bagian badan slim, bawah melebar, dan bagian belakang terkadang memanjang. Di jaman modern ini, gaun tersebut ada yang dibuat bersiluet trapeze, dan kerap sleeveless. Sebagai contoh, jenama-jenama fashion yang mengusung genre ini adalah Pierpaolo Piccioli, Maria Grazia Chiuri, Carolina Herrera, Lanvin era Alber Elbaz, Giambatista Valli, dan Elie Saab. Kalau di Indonesia, look ini diusung oleh Denny Wirawan, dan Sapto Djojokartiko. Prinsip dasar gaya ini adalah memamerkan keindahan dan kemewahan fabric.
Rich-Looking Namun Praktis
Untuk koleksi terbarunya ini, Sapto memberi nama ‘WISIK’, dalam bahasa Sansekerta yang berarti bisik, menampilkan rancangan-rancangan yang rich-looking dalam format ready-to-wear yang cantik dan praktis. Sapto memamerkan keunikan bahan-bahan transparan dengan motif bertekstur geometris dari hasil serapan ornamen kain tradisional, seperti dari bagian ‘kepala kain’. Sebagian besar ornamen dibuat tone on tone, sehingga bisa terhindar dari kehebohan. Bahan-bahan transparan didesain tumpuk sehingga membuat gaun tampak berdimensi. Manuver-manuver desain muncul di bagian atas badan, berupa bahan yang disilang sederhana, belitan obi digaris empire, dan boa besar di depan dada. Kelengkapan aksesori disiapkan oleh jenama Tulola dari Bali.
Foto: Courtesy of Sapto Djojokartiko