Setiap kali melewati Rue du Faubourg Saint-Honoré di Paris, banyak orang akan berhenti di nomor 24, menyaksikan sajian window display butik Hermès yang selalu menggelitik citra rasa seni. Misalnya, pada satu kali jendela tersebut berisi dua pertiga kaki Menara Eiffel yang berwarna oranye – warna signature Hermès – kaki Menara menancap di medium metalik berpermukaan matte yang digosok linear sehingga memantulkan ilusi kaki Eiffel oranye melebar bagaikan glitch (fault system di layar digital), di sekitar kaki digeraikan scarf Hermès, sandal, dan beberapa leather bag. Di waktu yang lain, terdapat seekor replika gajah, punggungnya berselimut potongan leather oranye, di sisi badannya terdapat suitcase besar bermotif leopard, lalu di dekat gajah berdiri terdapat Kelly bag yang sohor (bermotif leopard).
Story Teller di Jendela Hermès
Leïla Menchari adalah sosok dibalik ‘Hermès windows’ yang legendaris, ia lahir di Tunis tahun 1927, belajar melukis di Beaux Arts School of fine arts di Tunis, lalu lanjut ke École des Beaux Arts yang bergengsi di Paris. Tahun 1961 Leïla pertama kali bergabung di dalam tim dekorasi Hermès. Tahun 1978 Leïla mendapat tanggung jawab sebagai window designer Hermès. Kesempatan ini membukakan kemampuan artistik Leïla dalam meraih imajinasi dan mendudukkannya di dalam sebuah jendela. Ia menganyam imajinasinya dengan karakter craftmanship Hermès yang excellent dan aspek-aspek Hermès heritage, lalu ia jadikan satu sajian story telling dalam bentuk karya seni. Melalui imajinasinya ia menciptakan portal untuk dunia bisa melihat bagaimana kultur Hermès. Tahun demi tahun berlalu Leïla terus mencari cerita demi cerita yang membuat posisi Hermés semakin mendalam dengan kekuatan art.
Goodbye Leïla Menchari
‘It is with great emotion and sadness that the House of Hermès learned on the 4th of April 2020 the passing of Leïla Menchari’, petikan kalimat siaran pers resmi dari Hermès yang diterima oleh redaksi Luxina.id. Pada tanggal 4 April lalu, Leïla telah menghembuskan nafas terakhir di usia 93 tahun dalam perjuangannya menghadapi terpaan covid-19. Hermès mengatakan bahwa Leïla adalah seorang dreamer dan storyteller yang istimewa, konsep-konsep visual yang ia berikan selalu memancing rasa ingin tahu, dan kejutan yang membuat pejalan kaki terpana dan terinspirasi.
“Thanks to Leïla, exoticism found a home, happily and permanently, in Rue du Faubourg Saint-Honoré”, ujar Axel Dumas, CEO Hermès.