Pernahkah musim dingin dan musim gugur diserang oleh warna Pink (atau lenih akuratnya fuchsia)? Hanya Pierpaolo Piccioli dari rumah mode Valentino yang berani menyiram kondisi dingin dengan keceriaan dan romantisnya warna pink, inilah yang diperlukan dan hidup dan berpenampilan, tidak terseret dalam keadaan, tetapi malah mengajak orang lain tergetar oleh vibe keceriaan. Pada siaran pers Valentino dikatakan bahwa: Pink bisa meraja lela dimana saja. Pink adalah manifestasi dari impian dan pelepasan diri dari letergantungan pada kenyataan. Akumulasi sisi-sisi pink seperti memunculkan karakter unik orang yang memakainya. Pink yang menegaskan bentuk siluet, dihiasi dengan tekstur yang konsisten, dekorasi yang memperkuat konstruksi.
Pengembaraan di dalam belantara monokromatik pink
Pilihan warna monokromatik ini memang sengaja untuk mengunci mata siapa saja yang melihat, mata akan mengembara ke gaun karena di dalam kuatnya monokromatik pink ini terdapat kreatifitas prima, permainan detail, permainan tekstur, dan cutting yang konstruktif. Rancangan-rancangan yang ditampilkan terdiri dari pengembangan street style seperti sweater yang menjadi dress, serba-serbi jaket yang oversized dan puffer, blus-blus bahan lace yang transparan pembuat dimensi, hingga ballgown yang pastilah akan memenangkan perhatian di dalam sebuah ball room. Di koleksi ini Pierpaolo sebenarnya tidak melulu memainkan monokromatik pink, ia juga mengahdirkan monokromatik hitam legam yang elegan. Kekuatan warna monokromatik ini tidak diciptakan di dalam ruang produksi sendiri karena Valentino tentu mengajak badan yang memang sudah diakui keahliannya dalam warna, yaitu Pantone Color Institute. Valentino dan rumah warna ini berkolaborasi untuk melahirkan kekuatan warna pink ini.