“Our customers are not Gen Z!” Banyak kita dengar kalimat tersebut dari jenama-jenama fashion. Padahal statement tersebut stak sejalan terhadap prinsip dan cita-cita bisnis yang selalu ingin tumbuh dan meluaskan target pasar. Hal ini sudah dipecahkan oleh luxury brand tenar dari Eropa, mereka tidak lagi melulu menargetkan produknya untuk Cindy Crawford, Kim Kardashian, atau bahkan Gigi Hadid. Mereka tak ingin kehilangan generasi di bawahnya, alias Gen Z, sehingga mereka ramai-ramai mantap mengubah selera desain dan mengangkat duta dengan sosok-sosok seperti Jennie, Jisso, Lisa, dan Rosé. Bagaimana dengan jenama modestwear Indonesia, akankah mereka juga kehilangan the next generation?
Setelah RiaMiranda 15 tahun tumbuh bersama customers
Ria Miranda yang telah 15 tahun memulai jenama RiaMiranda, dalam perjalanannya telah tumbuh secara solid bersama customers sampai saat ini. “Aku jadi berpikir, lalu bagaimana setelah pencapaian ini? Aku perlu menjangkau juga generasi berikutnya agar RiaMiranda tetap tumbuh,” ujar Ria yang juga tak ingin terjebak dalam strategi ‘Marketing Myopia’, satu teori pemasaran yang menggambarkan kecenderungan untuk fokus bisnis pada penjualan ke komunitasnya saja, tidak memperhitungkan perubahan yang lebih kuat yang akan membentuk industri.
Kreatifitas Desain Modestwear Berfilosofi
Untuk itu Ria berani mengambil resiko dengan melangsir dua koleksi dalam satu annual show yang berlangsung di ballroom InterContinental Jakarta Pondok Indah. Koleksi puncak yang ia tampilkan adalah RiaMiranda Signature, satu koleksi yang memasuki babak kreatifitas berbasis idealisme fashion. Koleksi ia beri judul; LOMPATALI, berasal dari perpaduan kata ‘lompat’ dan ‘tali’, satu permainan anak-anak Indonesia dengan filosofi yang membangun karakter, menjangkau rintangan rentangan karet yang terus meningkat, hingga sampai pada level tertinggi yang akhirnya bisa juga ditaklukkan. Filosofi permainan inilah yang kembali diangkat, untuk kita lebih bersemangat melangkah ke depan, seperti halnya kita telah melalui dan melewatinya di masa lalu. Menggubah tafsir ‘LOMPATALI’ menjadi narasi mode,
Aksen dan Karekter Kehidupan
Rentang karet berwarna merah lengkap dengan karakter simpul-simpulnya diangkat menjadi aksen utama di koleksi kali ini. Ilustrasi rentangan karet disematkan dengan kreatif, baik secara horizontal (seperti di mata kaki, setengah tiang, lutut, pinggang dan terus ke atas), sebagai usaha untuk mengingatkan kembali betapa serunya usaha menjangkau tali rintangan tersebut. Aksen rentangan dijahitkan dalam detil lasercut dan bold color, menciptakan harmoni antara nilai dramatik dan keseruan nostalgia masa kecil. Aksen karakter karet gelang juga diangkat dari bentuk simpul-simpul dan terkadang juga membentuk kelopak bunga.
Desain Modestwear
Rancangan memakai formasi styling yang modern, terdiri dari pilihan outer, dari yang pendek cropped, overcoat, modifikasi kimono, oversized balloon bomber, yang dipadankan dengan palazzo dan juga rok-rok lebar bersiluet rigid. Permainan layer demi layer menggunakan bahan transparan seperti bahan lace, embroidery, dan juga bahan dengan efek laser cut-out berpola bunga. membingkai siluet feminin yang lembut. “Dengan koleksi LOMPATALI ini, saya ingin mengajak kita semua menjadikan keceriaan masa kecil sebagai bagian dari penyemangat langkah kita menjalani kehidupan,” ujar Ria Miranda.
Selamat Datang Gen Z di Modestwear
Koleksi kedua yang ditampilkan, menghadirkan seri ready-to-wear bertajuk ‘BINAR’, satu koleksi yang menyuarakan filosofi sesuatu yang “bercahaya tanpa menyilaukan.” Terdiri dari 30 looks yang didesain untuk memancarkan pesan optimisme dan harmoni untuk generasi Z dan siapa saja yang berjiwa muda. Sebagai dasar kreatifitas, Ria bernostalgia dengan membangkirkan kembali arsip-arsip RiaMiranda dari sedekade yang lalu, membawa kembali energi yang playful namun tetap relevan dengan kehidupan muda yang seru. Setiap elemen rancangan adalah refleksi dari youthful energy yang dinamis, dibalut dengan pilihan warna-warna pastel ala Skandinavia dan warna-warna pop yang vibrant.
Keceriaan dan Kontras Siluet
Kontras siluet yang modern, antara serba sharp dan tailored dikontraskan dengan yang serba gelembung untuk rok, lengan, dan celana harem, Menggunakan bahan seperti cotton mashiro dan thobe yang diolah dengan teknik digital print. Memadukan structured loose cutting dengan pola vektor dan hiasan ilustrasi tangan, koleksi ini juga memberikan pilihan untuk berekspresi dengan tetap menampilkan esensi kesopanan. RiaMiranda SS25 adalah manifestasi dari misi untuk menciptakan lingkungan yang harmonis. Melalui detail-detail penuh perhatian dan penggunaan bahan yang nyaman, koleksi ini mengajak kita untuk bersinar dengan cara yang sederhana, memberi manfaat bagi diri sendiri sekaligus orang lain. Kilau kecil yang bermakna—itulah pesan yang menjadikan koleksi ini lebih dari sekadar tren musiman.
Optimisme yang Relevan
“Saya berharap koleksi bisa membangkitkan sikap optimis dan ceria dari dalam diri, kemudian akan berbinar lembut pada orang-orang sekitar,” Ujar Ria Miranda yang tahun 2024 ini telah resmi bergabung dengan Indonesian Fashion Designer Council. Ria Miranda adalah desainer yang dikenal sebagai salah satu pionir dalam industri modest fashion di Indonesia. Ia mulai merintis karier di dunia mode setelah menempuh pendidikan di ESMOD Jakarta, salah satu sekolah mode ternama, kemudian memulai perjalanan profesionalnya pada tahun 2009 dengan meluncurkan label, RiaMiranda, yang fokus pada busana modest modern dengan sentuhan feminin dan berestetika.