Sebagai bentuk dedikasi dalam menjaga dan mengenalkan kekayaan budaya Asmat, Yayasan Widya Cahya Nusantara, Uma Nusantara, dan Tirto Utomo Foundation mempersembahkan pameran bertajuk ASAMANAM yang digelar pada 6–16 September 2024 di Tangerang. Ini bukan sekadar pameran seni biasa, ini adalah langkah konkret dalam mendukung revitalisasi Museum Kebudayaan dan Kemajuan Asmat di Agats, Papua. Dibangun dengan konsep “Living Culture” dan “Living Museum”, pameran ASAMANAM tidak hanya menampilkan artefak budaya Asmat, tapi menghidupkan makna filosofis di balik karya seni tersebut. Pengunjung akan merasakan pengalaman mendalam melalui instalasi “Lorong Kehidupan”, yang membawa mereka dalam perjalanan simbolis kehidupan masyarakat Asmat. Dari kelahiran hingga kematian, setiap elemen budaya yang ditampilkan memiliki makna keseimbangan yang menjadi inti dari filosofi ASAMANAM.
Lorong Kehidupan: Pengalaman Filosofis Melalui Seni
“Lorong Kehidupan” bukan sekadar instalasi biasa. Ini adalah medium untuk mengeksplorasi filosofi hidup masyarakat Asmat yang disebut Asamanam, yang berarti “keseimbangan”. Pengunjung akan disuguhkan karya ukiran dan rumah tradisional Asmat yang mencerminkan hubungan harmonis antara manusia, alam, leluhur, dan Tuhan. Lebih dari sekadar menampilkan karya seni, pameran ini membawa dialog lintas budaya dan menjadi ajang edukasi tentang pentingnya melestarikan warisan budaya.
Masa Depan Museum Kebudayaan dan Kemajuan Asmat di Agats
Museum Kebudayaan dan Kemajuan Asmat di Agats bukan lagi sekadar tempat penyimpanan artefak budaya. Dengan konsep “museum hidup”, museum ini dirancang untuk menjadi ruang interaksi antara budaya dan pengunjung. Seniman Asmat, seperti yang diungkapkan oleh David Jimanipits, berharap museum ini dapat menjadi tempat di mana tradisi lama dan kehidupan modern dapat bersatu, sekaligus menjadi wahana untuk melatih seni, tari, dan antropologi budaya bagi generasi muda Asmat.
Memperkenalkan Seni Asmat ke Dunia
Melalui pameran ini, Yayasan Widya Cahya Nusantara dan mitranya juga berupaya menegaskan bahwa seni dan budaya Asmat adalah bagian tak terpisahkan dari kebudayaan Indonesia yang kaya. Seperti yang diungkapkan oleh Brunoto Suwandrei Arifin, ketua yayasan, museum ini akan menjadi pusat penting yang mengangkat eksistensi seni pahat dan anyaman Asmat, sekaligus berperan dalam meningkatkan ekonomi masyarakat Asmat dengan menarik minat wisatawan lokal dan internasional. Pameran ASAMANAM adalah bukti nyata bahwa budaya Asmat tidak hanya hidup, tetapi terus berkembang dan dilestarikan. Ini adalah langkah penting dalam memastikan bahwa kekayaan budaya ini tetap dihargai dan dikenal di seluruh dunia.