Satu per satu kota-kota besar yang berada di tepi laut merosot perlahan ke bawah permukaan laut, termasuk Jakarta, Venezia, dan juga Amsterdam yang malah dinyatakan bahwa keberadaanya sudah berada sekitar 2 meter di bawah level laut. Kondisi Amsterdam ini, tempat headquater couturier Iris Van Herpen berlokasi, membuat Iris Van Herpen berpikir ke depan, bagaimana jika human akhirnya akan hidup di dua alam, di daratan dan di samudera? Pakaian mereka akan seperti apa? Hasil dari pemikiran ini Iris sajikan di pekan haute couture fall 2023/2024 di Paris. Ia menampilkan rancangan bak flora laut, yang bergerak halus terdorong oleh gelombang dasar laut. Satu gaun berwarna hijau air sungai, bergelombang asimetri, dari mulai bahu kiri, melebar ke belakang kepala, berlanjut di bahu hingga siku lengan kanan, menutupi dada, dan melebar dua tingkat ke bagian rok hingga menutupi betis. Flora air ini tampak bagai sosok ratu karena mengenakan headpiece yang melingkar bagai pusaran gelombang air. Headpiece ini karya Rinaldy Yunardy, desainer aksesori dari Jakarta. Pilihan desain aksesori untuk Iris ini sangat sefrekuensi dengan tipe rancangan Iris selama ini, karena desain Rinaldy memang berkarakter garis yang dimulai dari titik pusaran dan meletup melebar hingga mencapai 360 derajat, kira-kira seperti kembang api, atau juga titik gelombang air yang melebar. Dari mana publik Indonesia mengetahui bahwa headpiece dan earpiece di koleksi Iris Van Herpen ini karya Rinaldy? Apakah Rinaldy unfolding projek-projeknya ke publik? Never. Rinaldy adalah King of Silent. Ia tidak akan unfolding sebelum yang punya hajatan (dari Madonna sampai Shakira) unfolding. Iris Van Herpen yang mengumumkan di instagramnya, bahwa aksesori-aksesorinya kali ini karya Rinaldy Yunardy.
Foto: Isidore Montag / Gorunway.com