Sebutkan luxury fashion brand, paling dikenal di muka bumi ini yang setiap orang ingin memilikinya selain Louis Vuitton. Reputasi ini, yang dibangun bukan hanya dalam sekejap, tapi melalui perjalan panjang, yang sangat panjang, dengan berbagai perjuangan ups and down dari Louis Vuitton sendiri. Yang hari ini (kalau beliau masih hidup) akan berumur 200 tahun.

Brand nomer satu di dunia yang memiliki nilai bersih lebih dari 30 milyar Dollar ini, dimulai dari Anchay, sebuah daerah pegunungan (Jura) dekat perbatasan Swiss dan Prancis, di mana Louis Vuitton lahir pada tahun 1821. Ketika Louis berumur 10 tahun, kedua orang tuanya meninggal dan ia harus meneruskan pekerjaan bertani dan mengelola peternakan yang ditinggalkan oleh orang tuanya. Tetapi Louis tidak ingin melakukan hal tersebut selamanya ditambah keadaan krisis dan perang saat itu. Dan ketika Louis berumur 13 tahun, ia bertekad meninggalkan kampung halamannya untuk bekerja dengan berjalan kaki. Yang akhirnya dia berhenti untuk menetap di Paris setelah dua tahun perjalanan. Jadi, jiwa bertualang untuk berpergian dan mengeksplorasi dunia, sudah ada dalam diri Louis Vuitton sejak ia kecil.

Peti Legendaris, Louis Vuitton Trunks
Pada tahun 1937, Louis kecil kemudian mulai bekerja tanpa dibayar (pada awalnya) untuk Roman Maréchal, pembuat peti dan tas yang terkenal pada saat itu di Paris. Singkat cerita, setelah Louis mahir dalam membuat peti dan tas, ia memberanikan diri untuk membuka Maison-nya sendiri pada tahun 1954, di 4 rue Neuve-des-Capucines, yang berlokasi disekitar Place Vendôme, area dimana butik besar dan terkenal berdiri pada awal abad ke 19. Disaat yang bersamaan, jalur-jalur kereta api baru saja dibuka, yang membuat orang semakin ingin berpergian. Kesempatan ini pula yang menjadikan Louis sangat terkenal terutama dikalangan kerajaan dan orang-orang kaya Paris. Karena Louis sudah berada di dalam lingkungan itu pula, ia pernah ditunjuk oleh Empress Eugénie de Montijo untuk membuat peti dan tas untuk berpergian.
Setelah itu, profesi Louis bukan hanya dikenal sebagai pembuat perangkat untuk membawa barang saja, tapi lebih sebagai seniman yang mengerti membuat peti-peti pembawa pakaian tanpa harus kusut hingga membawa peranti makanan tanpa tergores bahkan membawa firniture untuk berpergian. Louis menemukan material yang lebih “travel friendly” saat itu untuk digunakan pada semua peti dan tas, yaiu kanvas. Alih-alih menggunakan kulit, kanvas merupakan bahan yang ringan dan tahan terhadap air dan cuaca apapun. Yang mana ini ia aplikasiakan pada peti Gris Trianon yang dibuatnya pada akhir 1850-an. Penggunaan kanvas ini mudah dipalikasikan pada permukaan yang rata dan mempermudah peti untuk ditumpuk tanpa harus takut terjatuh. Dan secara tidak langsung, membuat penampilan peti (trunk) lebih modern untuk saat itu. Sejak saat itu pula, penggunaan kanvas berkembang sebagai material berbagai bentuk pembawa barang termasuk berkembangnya berbagai motif Louis Vuitton yang ikonik seperti Stripes dan Damier.
Pada tahun 1867, tas tangan (hand bag) wanita merupakan tas yang terbuat material kain yang di bordir atau berornamen dengan tali yang hanya bisa digenggam atau masuk ke pergelangan tangan saja. Louis melihat adanya kesempatan untuk menggantikan tas-tas tangan tersebut dengan material kanvas, yang kemudian ia membuat beberapa model yang juga bisa dipakai untuk berpergian. Awalnya, tas ini tidak diterima oleh masyarakat, karena bentuknya yang gembung, tidak elegan dan berbahay untuk keselamatan wanita (seriously?). Louis membuat tas yang terbuat dari kanvas dengan tali yang panjang dan mudah untuk dibawa dengan cara di menggantungkannya di bahu (selempang). Dengan begini, tangan terbebas dari bawaan dan mempermudah wanita dalam melakukan berbagai kegiatan.
George Vuitton
Seperti fashion yang selalu bergerak maju dan berputar, Louis tidak berhenti melakukan inovasi dalam membuat peti, koper dan tas. Louis meminta bantuan anaknya, George Vuitton, untuk membuat sesuatu yang belum pernah ada saat itu. Dan George datang dengan ide membuat pengunci pada peti (trunk) yang dinamakan Tumblr Lock, sebagai pangaman dan hanya bisa dibuka oleh pemiliki peti. Yang mana ini merubah standar industri pada saat itu.
Bagaimana George Vuitton melakukan inovasi lain dalam mengembangkan usaha ini? Tunggu artikel selanjutnya.

Foto dok. Louis Vuitton