Pernahkah kalian merasa terbatas gerak ketika berada di dalam satu living room? Ya mungkin saja pernah, barangkali karena furnitur yang grande yang terlalu overpower ruangan, piranti interior yang terlalu menyita perhatian, atau detail yang mengalahkan daya tarik seisi ruangan, hingga keberadaan kalian pun seperti tenggelam di dalam ruangan tersebut. Tetapi kalian juga mungkin pernah di dalam ruang yang terlalu minimalis, sampai saking minimalisnya seperti tidak ada rasa denyut kehidupan, lesu, sepi. Hm, apakah semua furnitur dan piranti interior berefek seperti itu? Tunggu dulu, tunggu sampai kalian bertemu dengan Alcova Modular Sofa, sofa yang panjangnya cukup mendebarkan, dengan upholstery lembut warna hijau olive, detail kaki sofa redup matte yang menyangga kenyamanan dengan aesthetic, serta tepi dan sudut pertemuan sisi yang mengkurva, membuat rasa seperti tak bertepi. Sofa panjang ini berupa modul-modul yang bisa disusun sesuai dengan sisi ruang atau dengan sudut ruang.
Alcova Modular Sofa bagian dari Aura Collection di desain oleh desainer dari Italia bernama Sebastiano Zilio untuk Blackwood, satu produsen furnitur indah yang ternyata berbendera Indonesia. Kalau melihat Aura Collection ini, kita seperti melihat produk impor yang sangat berkualitas, dengan finishing yang presisi, craftmanship yang flawless. Sebelumnya Blackwood pernah berkolaborasi dengan desainer Ari Juwono, lalu kali ini tampaknya Blackwood ingin keluar dari comfort zone dan berkolaborasi dengan desainer Italia yang terkenal dengan pemikiran beauty, comfort dan function dalam mendesain furnitur. “Blackwood meminang Sebastiano Zilio untuk berkolaborasi menciptakan desain-desain baru karena sang Desainer memiliki visi, ideologi, DNA yang setara dengan Blackwood,” ujar Yohan Satya, selaku Komisaris Utama PT Boston Furniture Industries Tbk selaku pemegang Blackwood.
Selain Alcova Modular Sofa, temukan juga meja kerja bernama Manta Desk yang begitu grande, Meja sangat luas, dimensinya 300 x 175 cm, dengan finishing menggunakan Bogi veneer, Ebony Veneer, dihiasi dengan aksen brass metal dan leather top. Deal kontrak apa pun yang akan kalian tanda tangani di atas meja ini, kalian akan merasa elegan, running the world. Meja Manta tampak depan seperti ikan Pari (Manta adalah ikan Pari) yang melompat dari segara, kesan ini muncul karena tidak ada elemen kaki meja, penyangga meja diperpanjang dari bagian lempeng atas meja dan menyerupai punggung ikan Pari. Di kanan kiri terdapat unit laci penyangga yang juga di desain seperti tidak menyatu dengan meja, laci-laci di dua unit ini juga didesain seperti mengambang, ketika mereka di tarik dari dalam lemarinya, para laci seperti tak berpenyangga.
Seperti halnya furnitur Aura Collection yang lain, Manta Desk hampir tak bersudut, setiap tepian membentuk kurva, lengkung, memberi kesan luas tanpa batas, sleek. Blackwood menaklukkan pembuatan struktur-struktur yang sulit dengan hasil yang indah. “Ini satu-satunya perusahaan yang memungkinkan memproduksi desain-desain berbeda yang unik sekaligus sulit karena Blackwood memiliki kemampuan untuk menaklukkan bahan, menjawab tantangan baru, memiliki pandangan yang sangat luas dan wawasan terbuka.” Ujar Sebastiano ketika ditemu Luxina di showroom Blackwood di Plaza Indonesia. Sebastiano Zilio, seorang desainer profesional dengan karakter yang sebenarnya puitis, ia mengemas sisi-sisi puitisnya tersebut dalam kultur desain Italia yang sleek, elegan, simplicity, dan solid. Perhatikan detail garis-garis metal dengan aksen blok berpuncak lengkung, siapa sangka kalau detail ini adalah simplifikasi dari Poison Ivy. Kolaborasi Blackwood dan Sebastiano Zilio ini memproduksi 20 jenis furnitur yang sudah bisa di temukan di Showroom Blackwood di Plaza Indonesia.