Siapa yang menghapuskan kenangan-kenangan seru masa kanak-kanak dulu? Masa tanpa rasa lelah, saat itu dunia tampak lebih sederhana, kebebasan imajinasi tak terbantahkan, rasa penasaran tak pernah pupus, dan mentertawakan apa saja bisa begitu mudahnya. Seniman Teguh Septian Arifianto, yang lebih dikenal dengan nama Gula, secara visual mengingatkan kita akan masa-masa tersebut. Murai Art Project mempersembahkan seri karya-karya terbaru Gula dalam pameran bersama berjudul “The Knights’s Dreams” di JPLIVE! SPACE.

Childhood Memories Gula
“Tema saya kali ini adalah “Dance of Shadow”, saya ingin membawa kembali childhood memories. Kita dulu sering main shadow ketika mati lampu dan menyalakan lilin,” ujar Gula. Namun Gula menjabarkan esensi yang lebih dalam dari sekadar permainan bayangan, kali ini ia adalah Ksatria, yang dengan senjata kuasnya membukakan jalan untuk kita kembali ke kejayaan masa kanak-kanak, masa-masa imajinasi begitu bertahta, spontan, tanpa topeng. “Kita tau lah ya, semakin gede, makin dewasa, makin banyak tuntutan, banyak masalah. Ayo balik lagi lah ke masa lalu, masa bermain-main.” Begitu ajakan Gula, untuk refresh sebelum kembali ke kenyataan dunia dewasa dengan sikap yang lebih riang.

Tiga Serangkai “Dance of Shadow”
Untuk pesan-pesannya ini, Gula menghadirkan karakter anak kribo yang ceria , tanpa baju hanya bercelana. Anak tersebut, ketika sedang berada di semak-semak, menghadirkan bayang kelinci dengan gerakan tangannya, di tubuhnya terselempang satu wortel. Ketika siang datang, langit biru berawan-awan putih dan seekor burung terbang, ia berselempangkan sayap dan kedua tangannya membuat bayang burung. Ketika malam gelap datang, dan hanya ada bitang di langit, ia berbuntut serigala, bermasker gigi-gigi tajam, dan kedua tangannya membuat bayang kepala serigala sedang melolong.

Koleksi Pagi, Siang, dan Malam
Rentang imajinasi Gula yang mencakup pagi, siang, dan malam, sungguh sebuah perencanaan cerdas, perjalanan hari yang membuat kolektor harus berpikir untuk tidak meninggalkan sepotongan hari pun, harus mengambil tiga serangkai hari, lengkap. Di sisi lain, visualisasi Gula sangat positive vibe, walau kepala serigala sekalipun, hadir dalam palet warna yang vibrant, yang menyemangati. Lukisan dibuat dalam kanvas lingkaran dengan komposisi detail melingkar yang memberi efek sedang berputar.

Gula-gula Happiness
Gula sendiri akronim dari Gusto Laboratorium, sebuah tempat yang sengaja diciptakan untuk membawa energy yang gembira. “Semacam Laboratorium of Happiness,” ujar Gula. Sembari menunjukkan karakter-karakter ciptaannya yang juga diujudkan dalam bentuk patung resin, patung yang kembali membawa energy fun dan joy.
Luxina: Gula aslinya memang periang seperti ini?
Gula: Enggak, justru enggak. (suaranya terdengar grogi)
Luxina: Hah? Penggalau?
Gula: Gak tau sih. Dulu ngomong kayak gini susah banget, karena saya introvert, saya cowok satu-satunya dari lima bersaudara. Maka saya selalu butuh escape ya.
Luxina: Tetapi Gula, visually extrovert?
Gula: Visually extrovert. Saya penghayal, mungkin ya. Karakter-karakter yang saya ciptakan ini adalah sisi lain saya, dia tinggal di dunia yang lebih colorful.

Ksatria untuk Kembali Dewasa
Kembali ke memori masa kecil (misalnya melalui film, musik, lukisan, atau mainan lama) bisa membangkitkan rasa nyaman dan senang, rasa yang sulit didapat saat dewasa. Mendengarkan lagu masa kecil, menonton kartun favorit, atau mencium aroma tertentu (seperti kue buatan ibu) bisa memicu dopamin dan serotonin (hormon kebahagiaan). Kembali ke masa kecil, bahkan sekadar lewat fantasi, salah satu cara untuk melepas “topeng” kedewasaan dan menjadi diri yang lebih spontan. Kstaria Gula dan pameran The Knight’s Dreams bersama Apin dan Rato, berlangsung dari tanggal 16 hingga 31 Mei 2025.

