Dugaan seru baju wedding, belum pernah sehebat praduga gaun pengantin yang akan dipakai Meghan Markle. Nama-nama desainer Inggris kuat bermunculan sebagai ‘orang’ yang akan membuat baju pengantin Duchess of Sussex.
Christopher Bailey, Sarah Burton, Ralph & Russo, dan Stella McCartney, nama yang kuat disebutkan sebagai desainer Inggris yang kemungkinan mendesain Princess terbaru kerajaan Inggris. Namun nama-nama desainer Amerika seperti Oscar de la Renta dan Ralph Lauren juga tak kalah terngiang karena Princess baru ini berasal dari Amerika.
Namun Inggris dan Amerika akhirnya terkesampingkan dengan satu fashion house dari Paris bernama Givenchy. Semua mata yang menonton ‘live’ di smartphone dan di televisi, berharap-harap cemas mata akan terhibur dengan wedding gown yang akan dipakai Meghan. Lalu, ketika Meghan keluar dari dalam Rolls-Royce Phantom IV (buatan tahun 1950), tampillah gaun pengantin sederhana dari Givenchy couture.
Hadirin menghela nafas, sebagian merasa terlalu sederhana untuk satu cerita Cinderella jaman milenial ini, sebagian lain merasa kesederhanaan dan keeleganan Meghan Markle sangat berkelas dan ‘tahu diri’. Gaun dibuat semi loose fitting dan dada tertutup adalah elemen-elemen yang menghindari sisi seksi Meghan. Walau sederhana gaun ini menyimpan cerita, di penutup kepala yang panjang terdapat embroidery halus berupa 53 kuntum bunga sebagai representasi dari 53 negara-negara Persemakmuran (Commonwealth).
Garis bahu Sabrina atau disebut juga dengan bateau neckline, dibuat dengan finishing yang indah, garis bahu ditekuk tanpa tindasan sehingga berkesan lembut. Givenchy membuat sosok Meghan menjadi super elegan. Hm, tapi apakah rumah mode Givenchy murni berpola pikir Prancis? Mungkin perlu dikulik-kulik karena artistic director dari rumah mode ini ternyata berbendera Inggris, namanya Clare Waight Kellar, wanita kelahiran Birmingham, lulusan Royal College of Art, London.
Sketsa: Clare Waight Kellar