Di antara kuatnya identitas Batik Yogyakarta, Solo, dan Pekalongan, masihkah ada cercah untuk pengrajin Batik di daerah lain mencuatkan identitas? Tentu saja tidak ada kata tak mungkin, kesempatan selalu terbuka lebar untuk memperkenalkan karya wastra ke mata dunia. Perhatikan saja daerah-daerah berikut ini, mereka mampu mencuat dengan identitas Batik yang kuat. Di Jawa Barat ada Batik Cirebon dengan motif awan-awan bernama Mega Mendung yang begitu popular. Di Jawa Tengah, di Kabupaten Rembang terdapat Batik Lasem dengan identitas Batik Tiga Negeri bermotif akulturasi Jawa dan Cina. Dan satu lagi yang dua tahun belakangan in melesat kepermukaan, Batik Durian, dari Kota Lubuklinggau (Sumatera Selatan). Kemudian Luxina menemukan satu lagi yang sedang perlahan tampil ke permukaan dan berpotensi menjadi besar. Namanya Batik Blora, dari Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Batik Blora, sudah siap dengan dua karakter yang akan menjadi ikon motif Batik Blora, yaitu Kambium dan Ungker.
Pilihan Cantik Dekranasda Kabupaten Blora
Kambium dan Ungker diambil dari khazanah pohon jati, pohon yang tumbuh subur di Kabupaten Blora, yang diakui sebagai pohon jati berkualitas terbaik di Indonesia. Kambium adalah irisan batang jati yang menampilkan lapisan-lapisan batang pohon jati yang bisa menjadi indikator usia pohon. Sementara ungker adalah ulat dari kepompong yang terdapat dibalik-balik daun jati ketika jelang musim hujan. Kenapa Dekranasda Kabupaten Blora memilih Kambium dan Ungker ini? “Saya melihat ini adalah potensi Blora,” ujar Ainia Shalichah, Ketua Dekranasda dan Tim Penggerak PKK Kabupaten Blora. “Saya berpedoman pada Batik Cirebon, Mega Mendung. Motif Mega Mendung sudah identik sekali dengan Cirebon. Orang kalau melihat Mega Mendung, walau dibuat di manapun, tetap dibilang buatan Cirebon. Kita pernah buat Batik bergambar wayang, lalu ada unsur pohon jati, dan ada Mega Mendung nya. Lalu kita berikan ke Pak Menteri Sandiaga Uno, beliau bilang ‘Ha, Batik Cirebon ya ini.’ Padahal ini atas nama Blora, artinya motif Mega Mendung ini sangat kuat.”
Lembar-lembar Batik Blora siap bersanding menjadi ready-to-wear
Dari cerita motif Mega Mendung tersebut, Ainia dan tim di dalam Dekranasda berembug dengan keputusan untuk mengangkat Kambiun menjadi identitas dan kekuatan Batik Blora. “Karena sama seperti Mega Mendung, Kambium itu simpel saja, tapi dia sudah mewakili bahwa ini adalah potensi Blora. Tinggal saya up lagi, up lagi, up lagi, supaya sama dengan Mega Mendung. Motif Kambium mudah dikenali, mudah diaplikasikan ke berbagai motif, apakah berukuran besar atau kecil, dalam jumlah banyak atau sedikit.” Menurut Ainia lagi, pencarian identitas sebagai motif Batik ini juga hasil rembugan dengan Dekranasda propinsi Jawa Tengah, yang sudah bersepakat untuk mengangkat potensi masing-masing daerah untuk dijadikan identitas. “Batik Blora sendiri kami persiapkan tidak hanya sebagai lembaran-lembaran Batik saja, tapi juga untuk ready-to-wear, siap dipadu-padankan dengan wastra dari daerah lain seperti lurik, torso, dan lain-lain.” Ujar Ainia kepada Luxina di showroom Dekranasda Blora yang berdiri dengan elegan di kawasan utama kota Blora, di Kompleks Sunan Pojok, Jl. Alun-Alun Blora, Kauman.
Aktivasi bersama Mangkunegaran dan Bank Indonesia Jawa Tengah
Bupati Blora, Bapak Arief Rohman mengukuhkan Ainia Shalichah sebagai Ketua Dekranasda pada tanggal 19 Oktober 2021 untuk periode kerja 2021-2026. Sejak itulah Ainia dan tim kerja mulai berkreasi untuk Batik Blora. “Saat ini kami sangat eksis sekali. Teman-teman pembatik selalu kita buat eksis dengan mengikuti banyak event dan kegiatan, baik kecil maupun besar. Sekarang kami banyak diuntungkan dengan media sosial, sehingga bisa berpromo sendiri. Medsos Dekranasda Blora juga aktif. Alhamdulillah kami sangat terbantu. Kami juga didukung Pemda untuk banyak pameran yang bisa kami hadiri. Undangan-undangan yang sifatnya mendadak, hayo aja! Kami optimis, walau efeknya tidak sekarang, efeknya juga pasti ada di tahun-tahun berikutnya. Kita baru saja digandeng oleh pihak Mangkunegaran, kita diberikan area untuk berpromosi. Ini harus kita ikuti, ada dana atau tidak, kita usahakan. Kenapa? Karena tentu saja Mangkunegaran punya banyak jaringan.”
Bambu Menari dan motif favorit Ganjar Pranowo
Karakter Kambium dan Ungker sebagai motif utama Batik Blora dikreasikan para Pembatik ke dalam berbagai motif-motif Batik yang seru. Ada Ungker yang disusun dalam formasi motif Parang yang bergaris diagonal. Ada Kambium yang ditebar aneka ukuran dan diselingi dengan taburan daun jati, hasinya bagaikan motif pop-art. Ada motif tebaran dedaunan jati berhiaskan ungker-ungker kecil yang imut. Ada juga barisan gemulai pohon bambu yang rimbun melengkung seolah tertiup angin, lalu di bawahnya dipagari oleh barisan Kambium, motif ini diberi nama Pring Tayub, atau Bambu Menari, motif yang sangat digemari oleh Bapak Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, hasil karya pembatik Nimas Barokah Blora. ‘Batiknya bagus’, begitu twit Pak Ganjar ketika mengenakan Batik tersebut.