Kegembiraan hari Raya tak bisa terpapas hanya karena deraan pandemi, setidaknya ini dasar pemikiran kreatif Sapto Djojokartiko. Sapto Djojokartiko menceritakan tentang Koleksi Raya 2022 yang baru saja ia luncurkan secara private, “Ide awal yang melatarbelakangi hadirnya koleksi ini merupakan jawaban dari banyak doa dan juga pengalaman melalui pandemi hampir 2,5 tahun belakangan ini. Saya sendiri merasakan evolusi sebagai seorang desainer yang diharuskan terus beradaptasi dengan teknologi, kerap dituntut untuk berinovasi namun di waktu yang bersamaan tetap mengasuh apa yang telah menjadi identitas dari brand ini. Di bulan Ramadhan, tren berbusana seragam keluarga untuk berfoto bersama akan tetap banyak terlihat seperti tahun-tahun sebelumnya. Saat ini dengan semangat yang baru menyongsong hari kemenangan, saya dan juga tim berharap koleksi ini dapat menemani keluarga-keluarga di Indonesia untuk terus bersama berjalan menghadapi tantangan maupun anugerah yang ada di depan mata”.
Motif-motif baru demi jenjang kebaruan penggemar Sapto Djojokartiko
Pada Koleksi Raya 2022 ini (ada tiga seri, Ramadan, Eid, dan Saptojo Insimul) Sapto tentu saja mengibarkan bahan renda bermotif ornamentasi kreasinya yang telah berhasil ‘mewabah’ dan menginspirasi banyak jenama fashion lain di Indonesia. Untuk mengimbuhkan kebaruan dan membuat klien Sapto tetap berada di depan, ia bereksplorasi dan menciptakan lagi motif-motif baru. Misalnya motif Seliqi dan Pixelated Ikat di seri Ramadan. Lalu motif Primrose, Ukelan Ron, Ukelan Sekar, Banda Neira, Darpana dan Birai Rambat di seri Eid. Seri Saptojo Insimul diciptakan untuk anak-anak, kata Insimul ia ambil dari bahasa Latin, artinya ‘kebersamaan’. Semua rancangan menggunakan permainan warna-warna netral monokromatik yang menyenangkan, bersiluet longgar sederhana namun mendadak hebat apabila kita memperhatikan detail ornamentasi, motif dan tekstur repetitive yang bercita rasa seni.
20 miliar rupiah di dalam genggaman nasabah
Nah, presentasi koleksi baru ini dilakukan tertutup hanya untuk pers dan nasabah Mandiri Private (yang anggotanya memiliki dana pribadi minimal 20 miliar rupiah).“Melalui kolaborasi dengan Sapto, kami berharap nasabah mendapatkan inspirasi baru dalam memilih busana hari raya secara lebih maksimal”, ungkap Sista Pravesthi, Senior Vice President Wealth Management Bank Mandiri. Presentasi di lakukan di Savyavasa di Jakarta Selatan, di dalam empat ruang. Pada tiga ruang pertama, model saling duduk dan berpose di ruang tamu, tamu dipersilahkan memotret dan mencek langsung bahan, desain, dan jahitan. Pada ruang keempat, tamu masuk ke ruang sencory berisi gaun-gaun Sapto Djojokartiko ditampilkan ala instalasi seni, berlatar belakang karya foto alam pegunungan dengan awan yang bergerak, bayangan awan juga bergerak di lantai. Di tengah duduk seorang musisi yang memainkan instrument hand pan. Suasana ruangan ini temaram, membuat bayangan awan dan bunyi hand pan seperti merayap di kabut-kabut, aroma wangi alam menyebar sejuk di dalam ruang.