Jenama Aigner semakin bersaing ketat dengan semua jenama high-end fashion, hal ini terlihat dari apa yang disajikan oleh Creative Director, Christian Alexander Beck, untuk Aigner di pentas Milan Fashion Week spring/summer 2024. Serangkaian koleksi ready-to-wear yang modern, easy, chic, berkesan dressing up, dan intinya, setiap rancangan seperti persilangan antara klasik dan kontemporer, sesuai dengan apa yang banyak diinginkan oleh market saat ini. seperti Ada rok berteknik tailoring warna biru muda, rok bergaya sarung, dikenakan dengan bodysuit warna keemasan, lengkap dengan boots dan tas kecil. Atau lihat juga sepotong gaun biru muda, bergaris leher asimteri drastis karena kelepak yang panjang bagai selandang melayang, gaun yang relax, tetapi jadi semacam dressing up karena dilengkapi dengan boots dan tas jinjing Aigner. Koleksi kali ini terinspirasi dari gerakan Arts and Crafts, satu gaya hidup di Eropa di akhir abad ke 19. Motif-motif floral yang diberi nama ‘Honeysuckle’, diinterpretasikan dengan cara print, juga berupa bahan lace yang glam, dan juga print dibahan ketat setipis kulit sehingga motif-motif tampil sepeti tato. Motif Honeyscukle ini terinspirasi dari karya William Moris, salah satu pendiri gerakan Arts and Crafts.
Syahmedi Dean
Syahmedi Dean adalah seorang penulis yang telah menerbitkan sejumlah buku dan juga seorang jurnalis Mode dan Seni. Ia sudah meliput London Milan Paris Fashion Week sejak tahun 2000. Ia lulus dari Fakultas Seni Rupa Isntitut Seni Indonesia Yogyakarta, Program Studi Desain Komunikasi Visual. Kemudian memulai karir jurnalistik di majalah Femina tahun 1996, lalu berturut-turut menapak naik ke media-media terkemuka nasional seperti majalah Harper’s Bazaar Indonesia, majalah Dewi, majalah SOAP, Harian Media Indonesia, dan majalah Estetika. Dengan segenap perjalanan karirnya, kini ia menjadi Co-Founder dan Editorial Director LUXINA.