Mulayana, seniman dari Yogyakarta meretas seni knitting dan crocheting lepas dari komponen fashion, ia membuat hobi bermain benang ini menjadi keunggulannya sebagai seniman karya instalasi. Karya ikoniknya, The Mogus Colony, berupa serumpun tetumbuhan laut imajiner dan gurita yang terbuat dari knitting dan crocheting, tidak bersemayam di dasar laut, tetapi bergerombol di berbagai pameran di Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Hong Kong, Seoul, dan New York. Selama pandemi membuat bumi hampir statis, The Mogul Colony malah memamerkan diri di Art Porters Singapore, sejak 13 Desember 2020 hingga minggu lalu tanggal 7 Maret 2021. Setelah selesai di Art Porters bukannya si Mogus pulang ke Yogyakarta, ia menjelma dalam eksibisi yang lebih spekta berjudul Diver(SEA)ty di Esplanade Theaters on the Bay hingga tanggal 2 Mei 2021. Kalau belum pernah lihat karya Mulyana dipamerkan, coba saja kunjungi web Esplanade atau Art Porters, rasakan kekuatan Mulyana membawa kita ke dasar laut imajiner yang terhampar ‘cute’ dan masif.
Seni Yang Kembali Ke Alam Fashion
Dalam keberhasilan Mulyana membawa knitting dan crocheting ke luar dari ranah fashion, tetiba ada yang menarik kreatifitas Mulyana kembali masuk ke dalam karya fashion. Namanya K.A.L.A Studio, yang dengan cantiknya merangkul 5 mahkluk laut Mulyana yaitu Jellyfish, Coral Nation, Lonely Creature, Oopsy Daisy dan Cheerful Creature tercetak dalam satu koleksi leisurewear terbaru kolaborasi K.A.L.A Studio X Mulyana volume 1. K.A.L.A Studio menggunakan material ramah lingkungan, yaitu TENCEL™ dan 100% Cotton. Pemilihan material yang memang bertujuan untuk dapat berkontribusi dalam mengurangi limbah tak ramah lingkungan. Serat TENCEL™, yang digunakan untuk koleksi K.A.L.A Studio x Mulyana, merupakan bahan baku benang dan kain yang terbuat dari pulp kayu. Kayu tersebut berasal dari hutan industri dan dikelola secara berkelanjutan serta bersertifikasi FSC® atau PEFC™. Proses pembuatan serat alami TENCEL™ ini mengubah pulp menjadi serat selulosa, dengan optimalisasi sumber daya dan mengolah kembali sisa pembuangan menjadi energi untuk berproduksi kembali. “Kami melihat tren sustainable fashion kini tengah menjadi sorotan di Indonesia dan mancanegara. Kami sangat antusias dan berharap kolaborasi dengan brand lokal seperti K.A.L.A Studio dapat menginspirasi dan membawa semangat baru kepada konsumen untuk selalu memilih produk pakaian yang dibuat secara bertanggung jawab dan ramah lingkungan. Semoga koleksi terbaru ini bisa menjadi jawaban atas kerinduan konsumen terhadap produk yang nyaman dipakai, baik untuk diri mereka dan juga Bumi kita,” kata Mariam Tania, Marketing and Branding Manager for Lenzing Group, Asia Tenggara dan Oseania (Lenzing Group adalah produsen dari serat alami TENCEL™).
SEA Remembers Cikal Bakal Kolaborasi
Proses K.A.L.A Studio meminang Mulyana untuk berkolaborasi memang cukup singkat, namun Adinda Tri Wardhani, dari K.A.L.A Studio, menuliskan di intagramnya bahwa: ‘Siapa sangka mimpi sejak 2018 bisa jadi kenyataan. Jatu cinta pada pandangan pertama dengan karya instalasi Mulyana berjudul “Sea Remembers”yang mencuri perhatian di Artjog begitu membekas. Pertemuan kami di awal 2019 membuka pintu pertemanan dan diskusi menarik.’ Adinda juga selalu ingat apa yang dikatakan Mulyana kepadanya, “Jika berjodoh, pada saatnya nanti akan terwujud.”Koleksi kolaborasi ini diberi nama Unity in Diversity, bermaksud ingin menyampaikan pesan kepada dunia, betapa perbedaan karakter dan keberagaman bukan menjadi penghalangan untuk dapat bersatu, hidup berdampingan dengan segala dinamikanya. Kemudian, di masa pandemi dengan segala keterbatasan, karya kreativitas ternyata tetap dapat terwujud berdampingan dan saling menguatkan. Pantang menyerah menggapai secercah harapan hari demi hari untuk terus berkarya dan bertahan hidup bersama-sama. Jika dilihat, kelima corak yang ditawarkan menggambarkan suasana hati setiap individu di masa pandemi. Warna hitam menjadi simbol betapa terkejutnya dunia saat pandemi hadir menghampiri, dan banyak hal yang harus terhenti sesaat. Sentuhan warna-warna cerah dari potongan koral dan The Mogus menjadi perumpamaan bahwa masih adanya harapan untuk kita terus melanjutkan hidup di tengah kegelapan. K.A.L.A Studio yang digawangi oleh Vina Artha Ameilya, Adinda Tri Wardhani dan Karina Mahendra di tahun 2018, memang memiliki ketertarikan istimewa pada seni, sehingga mereka pun menetapkan bahwa kreatifitas fashion K.A.L.A Studio akan selalu berbasis kolaborasi dengan karya seniman.
Mulyana – Adikara, 2020
Foto: K.A.L.A Studio