Perlukah LVMH membeli saham Tiffany & Co? Kalau dari segi keberhasilan meraup pasar, rasanya sangat diperlukan. Walau Tiffany & Co kuat di ranah wedding accessories, popularitas Tiffany & Co tidak pernah mencuat tinggi, jargon ‘Breakfast at Tiffany’ dari film berbasis novel karya Truman Capote, tidak terlalu menarik minat market milenial yang hidup di jaman film ‘The Fault in Our Stars’ bersama Ansel Elgort dan Shailene Woodley. Dari sudut desain sendiri, Tiffany & Co kalah pesona dengan jenama-jenama jewellery dari Paris. CNALuxury dari web Channel News Asia, menunjuk 6 jenama jewellery terbaik di tahun 2019 dengan urutan: Van Cleef & Arpels, BVLGARI, Cartier, Chaumet, Piaget, Louis Vuitton, dan Chopard.
Hardcopy Yang Usang
Dari segi aktivasi, Tiffany & Co tahun ini melesat lewat kalung 128 karat yang dipakai Lady Gaga di 91st Academy Awards, dan membintangi Tiffany & Co seri Hardware, namun kedua kiprah Lady Gaga tersebut kalah gempita dari kesibukan Bvlgari Bzero1 yang merayakan 20 tahun eksistensi tahun ini, kemeriahan seri Bvlgari Serpenti, Bvlgari Born to be Gold, Bvlgari The Story The Dream di Palazzo Venezia dan Castel Sant’Angelo, hingga kemilau Bvlgari Shanghai Film Festival 2019. Belum lagi Cartier yang terus menancapkan kemewahan klasik sebagai DNA, meluncurkan lagi jam tangan Cartier Baignoire dan Baignoire Allongée. Bvlgari berada di dalam payung LVMH, Cartier di dalam Richemont bersama Van Cleef & Arples. Dalam beberapa aktivasi below the line di Jakarta, Tiffany & Co membagikan press release dalam bentuk hardcopy, berbentuk majalah yang bagus dan terlihat mahal. Namun setibanya di kantor, wartawan digital kelabakan harus scan foto-foto dari dalam majalah tersebut, majalah harus disobek dulu agar bisa telungkup rata di permukaan mesin scan. Sangat berbeda dengan armada jenama LVMH seperti Christian Dior, Louis Vuitton, dan Bvlgari, yang hampir setiap hari membombardir media dengan news material dari seluruh dunia (dunia LVMH ya) yang dikirim dengan surel. The greatest strategy!
Deal Termahal Dalam Industri Fashion
Hari Senin, tanggal 28 Oktober lalu, CNN.com Business memberitakan bahwa CEO LVMH, Bernard Arnault, sudah melakukan preliminary discussions dengan pihak Tiffany & Co (TIF). Pihak TIF kemudian melakukan konfirmasi bahwa benar LVMH memberikan proposal untuk membeli TIF dengan harga 120 USD per saham, jumlah yang lebih tinggi 20% dari harga saham TIF di hari Jumat sebelumnya. TIF akan senilai US$14.5 milyar apabila deal berhasil dibukukan, namun TIF belum mengiyakan tawaran LVMH tersebut, akibatnya setelah TIF membuat konfirmasi ke publik, saham TIF naik 30% menjadi $130 USD per saham. Pintar juga, tapi ketika tulisan ini diturunkan, saham TIF kembali turun 2,27% menjadi sekitar 123,89 USD per saham. Apabila TIF merelakan diri untuk bergabung dengan LVMH, TIF akan serumah dengan 75 established brands di dalam LVMH, berada di dalam kategori Watches & Jewelry bersama Bvlgari, TAG Heuer, dan Hublot.
Foto: Tiffany & Co