Kejayaan 3 abad Dinasti Manchu Qing di Cina dan keindahan pakaian era Regency di jaman Napoleon ‘the Emperor of the French’ bertemu dalam karya couture yang layak diberi acungan jempol dan ‘like’. Inilah persembahan terbaru dari desainer Adrian Gan, berjudul ConQuerence, semacam penaklukan budaya, peleburan concubine dan conqueror, ditampilkan dalam presentasi yang to-the-point di Grand Ballroom Hotel Mulia Senayan, Jakarta.
Kerah Dua Bangsa
Koleksi dibuka dengan gaun-gaun berwarna putih creamy dari bahan muslin yang popular di era Regency awal tahun 1800an. Gaun-gaun bersiluet longgar, panjang di atas mata kaki, romantis dengan tekstur embroidery yang terdapat pada muslin. Detail masing-masing imperium seperti kerah-kerah Mandarin, belahan cheongsam, dudou (undergarment tradisional Cina), modifikasi kerah tinggi dan lace cravat khas Napoleon dileburkan pada rancangan di seri pembuka show.
Pelisse Please
Drama selanjutnya adalah keanggunan hybrid antara Pelisse (coat bersiluet empire) dari masa Napoleon dan berbagai imajinasi Adrian Gan tentang cheongsam. Di sini Adrian menunjukkan keunggulannya dalam teknik cutting dan komposisi embroidery, semua elemen ditahan tetap humble, namun pertemuan-pertemuan para elemen tersebut menghasilkan ‘wow effect’ yang mengesankan. Dengan keseriusan konsep, keunggulan finishing, penguasaan proporsi, dan pemanfaatan bahan, hasil akhir rancangan-rancangan Adrian Gan ini ternyata masih berada dalam jenis pakaian yang mudah dipakai, alias realistis.
Foto: Davy Linggar