Pada November 2024 nanti, Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (Museum MACAN) Jakarta siap menyambut Anda dengan pameran menarik “Primate Visions: Macaque Macabre” karya Natasha Tontey, seorang perupa Minahasa berbasis di Jakarta dan Yogyakarta. Pameran ini, yang akan berlangsung pada November 2024, merupakan karya komisi yang pertama kali digelar dalam konteks lembaga seni, di bawah naungan Audemars Piguet Contemporary. Dalam “Primate Visions: Macaque Macabre,” Natasha Tontey membawa kita dalam eksplorasi mendalam tentang kesinambungan antara ilmu primata dan fiksi spekulatif. Karya ini menyelidiki hubungan kompleks antara manusia dan alam, terutama antara populasi monyet berjambul hitam Sulawesi, yang dikenal sebagai Yaki, dan masyarakat adat Minahasa Selatan di Indonesia. Melalui sudut pandang budaya leluhur, Tontey mempertanyakan bagaimana kebudayaan ini dapat diselaraskan dengan dunia modern yang terus berkembang.
Mitos ‘Manufactured Fear’
Praktik artistiknya sebagian besar menelusuri sejarah dan mitos seputar ‘manufactured fear’ atau ‘ketakutan buatan’, bagaimana perasaan tersebut dibangun, difasilitasi, dan dibangkitkan. Dalam karyanya, Tontey mengamati pergulatan yang subtil dan personal dari entitas dan makhluk yang terpinggirkan, menghadirkan berbagai kemungkinan alternatif di masa depan. Dalam Primate Visions: Macaque Macabre, karya terbesarnya hingga saat ini, Tontey memanfaatkan estetika video game, video musik, fiksi fantasi, dan produksi swakriya untuk menjembatani budaya mistik masyarakat adat dengan budaya anak muda yang futuristik. Proyeksi dan instalasi multi-layar ini akan menciptakan sebuah lingkungan yang imersif bagi para pengunjung, untuk mengeksplorasi latar dan kostum yang digunakan dalam film. Dengan menggabungkan instalasi dan video multi-kanal, yang merupakan kali pertama dalam praktiknya, Tontey menciptakan sebuah lingkungan yang fantastis, menawarkan perspektif personal yang baru mengenai pandangan dunia terhadap pelestarian lingkungan dan warisan budaya.
Ketegangan antara manusia dan YAKI
Karya ini menjelajahi pembalikan hubungan kuasa antara makhluk hidup, monyet dan manusia, sebagaimana terlihat dari sudut pandang kebudayaan Minahasa. Monyet jambul hitam (disebut Yaki dalam bahasa Minahasa) dianggap sebagai bagian dari struktur sosial dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat adat sekaligus dianggap hama karena kerap turun ke desa dan mencuri hasil panen. Hubungan ini semakin pelik dengan diakuinya Yaki sebagai spesies yang terancam punah, sehingga mendorong organisasi-organisasi internasional untuk menggalakkan pelestariannya. Dengan demikian karya Tontey mengamati aneka sudut pandang yang bertentangan, menyoroti perbedaan antara perspektif dan praktik. Natasha Tontey bilang, “Primate Visions: Macaque Macabre adalah upaya untuk membongkar, menyingkap, dan mengeksplorasi ketegangan antara manusia dan Yaki, monyet jambul hitam, di Minahasa, yang sering kali kontradiktif dan berpolemik. Karya ini bekerja dengan dinamika primatologi, ekofeminisme, dan teknologi melalui pendekatan fiksi spekulatif. Primate Visions: Macaque Macabre adalah sebuah dunia yang menyenangkan sekaligus mengerikan, penuh dengan keganjilan radikal!”
Komitmen Museum MACAN dan Audemars Piguet Contemporary
Venus Lau, Direktur, Museum MACAN, berkata, “Sebuah kehormatan bagi kami untuk bermitra dengan Audemars Piguet Contemporary dalam karya komisi perdananya di Indonesia, mempersembahkan instalasi Natasha Tontey yang memikat, Primate Visions: Macaque Macabre. Di Museum MACAN, kami percaya kekuatan seni dan budaya dapat menghubungkan manusia, memperluas sudut pandang kita, dan memicu dialog bermakna yang menumbuhkan pemahaman. Kolaborasi dengan Audemars Piguet Contemporary menggarisbawahi kesamaan komitmen kami atas visi ini.”
Denis Pernet, Kurator, Audemars Piguet Contemporary, berkata, “Dengan gembira kami memperluas program kuratorial kami ke wilayah baru dan merealisasikan konsep visioner Natasha. Primate Visions: Macaque Macabre menandai pameran tunggal terbesar Natasha hingga saat ini, dan Audemars Piguet Contemporary bangga dapat memberikan dukungan dalam tahapan karirnya yang sangat menarik ini. Di Audemars Piguet, kami percaya bahwa kreativitas membantu kita memahami diri kita sendiri dan dunia dengan cara yang berbeda. Kami tak sabar untuk mempersembahkan instalasi unik Natasha, yang mengajak kita untuk merenungkan kembali hubungan kita dengan sesama makhluk hidup dan juga lingkungan.