Coba kalian google image: ‘coffee and tea cupboard’, berdasarkan pengalaman saya, yang muncul adalah gambar-gambar coffe and tea cabinet, semacam rak-rak atau lemari kecil yang built-in ke dinding, menjadi bagian dari lemari dapur. Kenapa ya, tidak ada lemari untuk menyimpan kopi dan teh? Padahal ada banyak orang senang mengumpulkan aneka ragam teh atau kopi, dan meletakkan mereka pada satu lemari yang istimewa. Hal ini ternyata juga menjadi pemikiran desainer Ayu Joddy selama ia menghabiskan waktu di rumah di masa dua tahun pandemi. Ia mulai membuat sketsa-sketsa tentang coffee and tea cupboard. Buah pikiran Ayu bersambut jitu ketika ia menyampaikannya ke Forme, perusahaan interior terkemuka, local brand dari Semarang, bergerak di bidang manufacturing dan home furnishing, yang selama ini dikenal dengan desain-desain piranti interior yang stylish. Forma pernah mendapatkan Primaniyarta Indonesia Export Award 2017 dari pemerintah Republik Indonesia untuk kategori ‘Superior Potential Exporter’. Forme mewujudkan imajinasi Ayu, dengan proses sekitar satu tahun, untuk menemukan hasil akhir dan kelayakan sesuai dengan keinginan.
KARTINI dan tekstur wiron
Lemari tersebut Ayu beri nama dengan ‘KARTINI’, didesain modern minimalis dalam kadar kultur Jawa yang kental. Ia terbuat dari akyu Oak, berbentuk bidang segi empat meninggi yang di dalamnya terdapat ruang kosong dengan dua rak menempel di belahan atas, lalu di belahan bawah terdapat enam kompartemen terdiri dari dua laci tarik panjang, dan di bagian terbawah terdapat dua kompartemen yang lebih besar. Penutup lemari berupa dua daun pintu yang masing-masing sisi dalamnya terdapat enam rak yang mampu memajang koleksi kopi-kopi atau teh. Walau terlihat berat dan solid, ayunan daun lemari bergerak sangat lembut, lalu ditutup atau dibuka dengan sekali klik yang mudah. Permukaan lemari bertekstur garis-garis vertikal kecil dengan aksen ornamen tembaga sebagai focal point dan berfungsi sebagai pegangan untuk membuka dan menutup pintu. “Garis-garis vertikal ini idenya dari Wiron,” ujar Ayu menyebutkan elemen lipit-lipit yang terdapat di kain jarik Batik wanita-wanita Jawa. “Kalau bagian pegangan ini, terbuat dari tembaga, reprsentasi dari perhiasan oversized yang sering kita lihat di pakaian-pakaian daerah di nusantara, apakah gelang, kalung, atau bros.”
Bisakah untuk menyimpan Rolex dan Bvlgari?
Warna lemari ini dipilih berwarna gelap, ia tampak elegan, timeless, dan kuat. Menurut Ayu, “…ya kira-kira kuat seperti jiwa perempuan Jawa”. Lemari KARTINI ini dibuat dalam jumlah terbatas, untuk produksi batch pertama, lemari sudah dibeli dan dibawa ke Eropa, kemudian satu lemari sudah berada di ruang VVIP kenegaraan di Bandara Halim Perdana Kusuma. “Bahkan lemari ini ternyata ada yang mengidekannya sebagai tempat menyimpan koleksi kain-kain Batik dan watches,” ujar Ayu lagi sambil menarik salah satu laci yang mampu jadi tempat menyimpan Rolex atau Bvlgari dengan damai. Lemari KARTINI saat ini dipajang di showroom Forme di jalan Wijaya I, Jakarta Selatan. Di hadapan lemari, Ayu Joddy juga berkreasi menata dekorasi table setting bergaya kasual, bernuansa liburan di countryside. Ayu menggunakan elemen anyam-anyaman dari jenama Du Anyam yang memberdayakan wanita-wanita di Nusa Tenggara Timur. Kemudian juga dengan Ayu Larasati Ceramics, keramik handmade yang tekstur-teksturnya sangat mengesankan.