Satu ikatan nyata yang tampil di pentas New York Fashion Week The Shows spring/summer 2024 adalah Ikat Indonesia by Didiet Maulana yang tampil di hari ke 7 dalam group show Indonesia Now. Presentasi berjudul ‘WIRON’ terdiri dari 10 set rancangan yang berkesan sangat resort atau cruise. WIRON atau Wiru sendiri adalah sebutan untuk teknik lipit-lipit, atau pleats, pada satu sisi tepi vertikal kain Batik, satu tradisi yang sudah lama ada dalam tradisi kerajaan di Jawa. Kali ini lipitan dibuat melangkah keluar dari tradisi Jawa dan diterapkan pada kain tenun Ikat, lalu lipitan pun tidak hanya sekadar di pinggiran kain saja, tetapi di seluruh lembar kain. Rancangan-rancangannya sendiri terlihat nyaman, relaks, mewakili gaya hidup yang ‘having a good time’, terdiri dari bra top berteknik drape (idenya dari kemben) yang menimpa layer bahan transparan, ada juga bra top menyilang ke arah pundak dengan simpul besar di belakang bahu kiri, kemudian rok-rok lipit panjang sebagai padanan. Pada bagian pinggang ke panggul rok diberi tambahan bahan yang berbeda, mengingatkan pada tambahan atas pada kain batik panjang yang dibuat untuk wanita-wanita bertubuh tinggi, semacam lifehack agar kain tidak menggantung jauh di atas mata kaki. Selain itu Didiet juga memakai teknik belitan sarung atau wrapped skirt.
Gen Z dan misteri dari tempat-tempat yang eksotis
Yang perlu ditandai adalah rancangan berupa tunik tanpa lengan yang dibagian dadanya diberi belitan bra top, super stylish, keren, urban attitude. Kalau diperhatikan lebih teliti, di dalam koleksi ini juga terdapat swimwear yang dibuat dengan print motif tenun ikat. Untuk generasi Z yang senang berpakaian multi layer, Didiet menambahkan outer oversized yang ringan transparan, idenya datang dari Baju Bodo, baju longgar dari daerah Sulawesi Selatan. Outer ini seperti membungkus konsep berpakaian ala jenama Ikat Indonesia yang selalu kaya akan filosofi budaya nusantara, Pilihan kain ikat di koleksi ini terlihat mahal dan tenang, bercorak tetapi berada dalam koridor quiet luxury. Ia juga memberi kesan adventure dan misterius, yang datang dari tempat-tempat yang eksotis. Bahan ini ditemani oleh bahan lain seperti organza dan tulle, kemudian tambahan aksesoris sepatu, anting-anting bordir, kalung serta tas rotan dengan detail berbahan tenun Ikat dan manik- manik.
Voice note dari New York
“Kesempatan kali ini kami mempresentrasikan wastra Indonesia dan juga kerajinan anyaman yang kami olah dalam bentuk aksesori dan topi. Kami kemas sedemikian rupa sehingga tetap ada tampilan urban dan sesuai dengan cerita yang kami bawakan, yaitu koleksi yang terinspirasi dari lipit-lipit kain wiron. Siluet busana kami ambil dari ide dekonstruksi kebaya dan juga baju Bodo yang bervolume sebagai outerwear,” ujar Didiet Maulana kepada Luxina via voice note yang ia kirim dari New York. “Yang ingin kami hadirkan adalah, bahwa estetika budaya Indonesia bisa sangat masuk untuk trend mode dunia. Mudah-mudahan akan semakin banyak desainer-desainer Indonesia yang mengolah wastra, sehingga karyanya bisa mendapatkan tempat di panggung internasional, dan pada akhirnya juga membuka pasar, dengan pasar yang terbuka maka kami sebagai desainer bisa membantu para perajin untuk semakin giat menghasilkan karya, dan pada akhirnya bisa mendukung ekonomi mereka.”