Apakah menggoreskan karya seni ada batas usianya? Pertanyaan dengan jawaban yang mudah ya. Apa lagi setelah melihat 23 orang alumni Fakultas Seni Rupa ITB yang lulus di sekitar tahun 80 dan 90an. Goresan-goresan tangan mereka sudah teruji waktu, tetap menjadi diri sendiri, tidak terpapar dengan trend seni rupa popular (yang berkarya sesuai dengan selera market). Pertemanan ke 23 perupa ini sudah berjalan selama empat dasa warsa, mereka memiliki berbagai kegiatan dan kesibukan personal, meraih berbagai kesuksesan pribadi, dan kini berkumpul lagi untuk mengekalkan persahabatan lewat pameran bersama bertajuk POP-UP mARTket di Forme Gallery, jalan Wijaya 1 no 39, Jakarta, mulai dari 14 Desember 2023 hingga 24 Desember 2023. Pameran dibuka untuk umum. Setiap peserta menghadirkan satu hingga lima karya, seperti karya instalasi, kerajinan, hingga karya kreatif lainnya yang boleh see-now-buy-now.
Goresan melegakan dan keinginan rebah bersama bantal dan boneka
Satu karya yang menggemaskan muncul dari goresan Ijus Julius, berupa goresan tak putus gaya doodle art di atas sambung-sambungan papan triplex. Goresan meliuk naik turun tersebut ternyata siluet tubuh dari delapan sosok, tarikan garis yang meliuk ke sana kemari membawa rasa lega dan luwes ketika melihatnya, kita akan tambah tersenyum ketika melihat ilustrasi kepala dan mimik wajah ke delapan sosok tersebut, wajah-wajah komikal ber-shadow, sederhana tetapi bisa dirasa. Ijus juga membuat tarikan garis yang ‘tegang’, berupa silang dan ruetnya kabel listrik yang sudah menjadi bagian dari hidup kita, terbayangkan berapa ultra high voltage yang berseliweran di atas kepala kita kaum urban setiap hari (hm, kabarnya di IKN salur listrik akan ditanam di dalam bumi). Karya yang mendaur bahan triplex ini cukup menggugah kesadaran akan usaha bumi untuk sustainability. Seperti juga karya Ary Juwono yang berjudul Re-use Re-fun, satu karya penghias interior berupa aneka pillow pelengkap sofa hingga penghias dinding. Ary juga menggunakan bahan recycle, dan menjadikannya benda yang berfungi baru. Re-use Re-fun ditampilkan secara instalasi, ketika melihatnya terasa ingin langsung leyeh-leyeh rebahan bersama para bantal sambil ‘uyel-uyel’ boneka-boneka tak bermata yang bikin penasaran.
Ketika usia semakin bertambah, goresan tampak semakin yakin
Ary Juwono, sang Penggagas pameran ini mengatakan, “Ketika usia semakin bertambah, saling gandeng, memberi dukungan, dan menjaga silaturahmi menjadi hal yang lebih penting ketimbang unjuk gigi. Ini adalah karya bersama yang meneduhkan”. Para alumni yang berpameran adalah; Adek Hendri, Adelinah CR, Adhy Putraka, Adil Indra S, Agung Handoko, Agus Suryana, Andrei FMT, Arif Adityawan, Ary Juwono, Arya Bima, Bambang N, Baskoro S, Bragowo H, Eko Wibowo, Fuji Tjandra, Ijus Julius, Indra PA, Meiyani, Nuning D, Pius PW, Risadi Bramantyo, Wisnu, dan Yus Rusnaedi. Para peserta berharap pameran yang menampilkan karya yang akrab dengan keseharian ini menginspirasi masyarakat, terutama senior lain untuk tetap menjalin persahabatan dan tetap kreatif dalam menjalani waktu.