Mari melihat dari dekat, seperti apa koleksi sepatu Louis Vuitton yang berkolaborasi dengan Nike untuk seri Air Force 1 ini. Jenis Air Force 1 adalah salah satu sepatu Nike yang lumayan sering berkolaborasi, tapi sangat jarang mendapat publikasi yang luas. Dan komunitas Air Force 1 (AF1) tidak sebesar Air Jordan 1 (AJ1) yang juga memiliki sejarah yang kuat.

Sedikit melihat ke belakang, Dior mengeluarkan koleksi kolaborasi dengan Nike AJ 1 untuk koleksi pre-fall 2020 yang dirilis di butik pada bulan Juni 2020. Yang mana sepatu ini dibuat sebanyak 8000 pasang dan diberi nomor, yang langsung habis dalam waktu kurang dari 12 jam. Kim Jones, direktur artistik Dior Men, juga membuat koleksi ready-to-wear untuk kolaborasi ini sebagai pelengkap dan membuat sepatu ini begitu fenomenal saat diluncurkan. Bahkan di pasar re-seller, Dior AJ1 high top bisa dihargai hingga sekitar 125 hingga 200 juta Rupiah.
Apakah kolaborasi Nike AF1 dengan Louis Vuitton akan se-fenomenal itu? Mengapa Virgil memilih AF1 instead of AJ1? Atau Virgil ingin mengikuti formula sukses Dior AJ1 sehingga membuat kolaborasi ini? Apakah pasar cult sneakers dan kaum hypebeast akan antusias saat sepatu ini di raffle? Pasti banyak pertanyaan lain yang muncul melihat kolaborasi ini.
Tapi walau begitu, karena kolaborasi kali ini adalah yang pertama untuk Nike dengan Louis Vuitton, maka layak untuk menjadi bahan perbincangan. Di satu sisi, kaum streetwear dan pengikut Virgil Abloh, apakah merasa bangga dengan kolaborasi ini? Di sisi lain apakah kaum luxury high-end merasa terhina? Apakah ada polemik antara dua komunitas ini disebabkan karena Louis Vuitton X Nike Air Force 1?
Dari sudut pandang editor fashion, secara desain, bentuk desain original AF1 tidak terganggu sama sekali. Virgil hanya menggantinya dengan motif ikonik yang ada dalam ensiklopedia Louis Vuitton. Mulai dari Damier, Monogram hingga Monogram embossed. Semua saling dikombinasikan dengan warna yang berbeda dan kontras. Selain kombinasi warna tersebut, untuk menciptakan tekstur, maka material yang digunakan beragam, kanvas, kulit dan vernis patent leather yang glossy. Pada bagian sole yang terdapat tulisan “Air” menggunakan rubber dalam kombinasi satu dan dua tone warna. Logo Nike pada bagian samping dibuat spesial dengan jahitan tambahan yang berbeda dan tidak sama dengan jahitan di bagian lain sepatu, seperti jahitan obras membentuk alur zig-zag. Yang mana jahitan zig-zag ini tidak terdapat pada versi asli AF1. Kemudian pada lidah sepatu, logo Louis Vuitton dan Nike yang menyatu, dibuat di posisi samping.
Saya bertanya pada dua pria penggemar sneakers yang sehari-hari bergaya street wear mix with luxury goods. Yang pertama adalah Ganindra Bimo, aktor film yang juga pengguna Louis Vuitton. Ketika ditanyakan lewat whats app, apa pendapatnya tentang kolaborasi ini, Bimo mengatakan, “bahwa koleksi ini akan menjadi pakem sustainability collaboration antara high end fashion dan urban culture. Yang mana dampakanya akan membuat benchmark baru dalam tatanan kolaborasi sneakers dunia”. Terutama untuk Nike itu sendiri sambungnya. Dan koleksi ini tentu saja akan menjadi barang collectible yang pasti paling dicari oleh fans fanatik.

Satu lagi, saya bertanya pada Robert Harianto, news anchor yang juga fans fanatik dan kolektor cult sneakers. Robert memiliki jawaban yang berbeda dengan Bimo. Robert agak khawatir dengan keluarnya sepatu kolaborasi ini, karena akan dianggap untuk menyaingi keberhasilan Dior AJ1. “Selain itu, dua nama ini sudah sangat besar untuk membuat sesuatu yang lebih otentik, unik dan fresh” kata Robert. Robert yang sering membuat sneakers custom dengan format up-cycle dari material original ini mengatakan, bahwa ini persis seperti hal tersebut. Sementara ketika ditanya lagi apakah sepatu ini akan menjadi collectible item? Jawaban Robert, “mungkin untuk level retail akan habis dalam waktu yang singkat, tapi di level re-seller, mengingat apa yang terjadi dengan Dior AJ1, belum tentu”.

Untuk Nike Air Force 1 sendiri, mungkin setelah kolaborasi ini, akan menjadi kolektor item, mengingat sudah mencatat sejarah kolaborasi dengan luxury brand. Semua kembali pada pasar dan kekuatan masing-masing komunitas. Koleksi ini diperkirakan akan dirilis di butik Louis Vuitton sekitar bulan Februari – Maret 2022 mendatang atau mungkin lebih cepat. Apakah dengan sistem raffle atau akan dijual first come – first serve? Masih belum ada informasi mengenai ini. Mari kita tunggu.
Foto dok. Robert Harianto, Luxina.id, Louis Vuitton