Disaat karya seorang desainer pionir dicontek oleh banyak orang, kreatifitas sang pionir tidak bisa berhenti. Tekanan pasti akan muncul untuk selalu membuat yang lebih dan labih lagi. Sang desainer tentunya dituntut untuk terus berinovasi ke tingkat yang lebih tinggi.
Namun Issey Miyake, mampu melewati hal itu semua. Selain karyanya banyak dicontek, tentunya sebagai desainer pelopor yang identik dengan pleats, pleats karya Miyake haruslah juga selalu ber-elevasi ke tingkat selanjutnya. Pleats basic (yang hanya seperti stripes) bukan lagi makannannya untuk disajikam pada dunia.
Presentasi Issey Miyake pada 2 Maret kemarin di pekan mode Paris musim dingin 2018, menunjukan bahwa elevasinya pada pleats selalu berhasil. Dan kali ini, tekstur pleats menjadi sesuatu yang terlihat futuristik. Hadir dengan bentuk kurva yang melawan garis potong pola. Efek perubahan arah pleats pada beberapa bagian kain menghasilkan tekstur yang berbeda. Bahkan beberapa koleksi dengan bulu, menjadikan keseluruhan presentasi lebih kaya akan tekstur.
Potongan celana longgar, dress longgar, turtleneck oversize, coat panjang dan berbagai jenis outerwear menjadi bentuk yang berbeda akibat efek pleats yang tidak biasa tersebut. Hadir dalam warna-warna monokrom seperti putih, hitam, bronze dengan sedikit sentuhan kuning, biru dan merah, setiap potong koleksi ini masih membawa budaya Jepang dengan kental.
Foto Indigital.tv