Pada satu hari di tahun 1913, di pantai tempat bangsawan tetirah, pantai Etretat di Prancis, Coco Chanel berfoto mengenakan outer tunik dan rok panjang, pada ban pinggang yang longgar ia menyematkan satu bunga Camelia. Itulah pertama kali tergambarkan Coco bersama Camelia, hingga Coco identik dengan Camelia. 110 tahun kemudian, di bulan Maret ini, Creative Director Virginie Viard, memekarkan kembali Camelia sebagai fokus utama daya tarik koleksi fall-winter 2023. Replika Camelia berukuran sangat besar berada di tengah runway, bermandikan cahaya putih. “Camelia lebih dari sekadar tema, dia adalah eternal code dari rumah mode Chanel. I find it reassuring and familiar, I like its softness and its strength,” jelas Virginie di siaran pers yang dibagikan ke wartawan. “ Maka, dari dekor Camelia besar di runway tersebut, sang bunga mekar di sejumlah rancangan yang ditawarkan, mekar di saku-saku, macam-macam jaket, di atas sepatu, mucul sebagai motif, corsage, 3D floral, dan rupa pop art dalam gambar kelopak yang diperbesar massive di atas sweater rajut.
Rok-rok panjang yang bakal trending dan semburat Camelia merah
Seri rancangan gaun-gaun panjang serta setelan atasan dan rok panjang semata kaki muncul paling elegan, terutama padanan slim sweater dan rok-rok yang bertekstur quilted atau yang bermotif floral abstrak, perpaduan modest dan high-fashion, satu styling yang bisa dipastikan bakal trending di sini. Sejumlah rancangan bergaris desain asimetri, jarang-jarang kan? Garis ini terdapat pada sejumalh coats dan gaun berbahan rajut yang nyaman, bentuk asimetrinya terlihat seperti muncul dari bahan yang memuai. Desain seperti ini tergolong baru dalam kawah kreatifitas Virginie, karena Virginie selama ini akrab dengan ketegasan desain dan serba simetri. Warna hitam putih mendominasi koleksi ini (kombinasi warna yang bakal trending), namun di sequence terakhir Virginie memunculkan gairah warna merah, seiring dengan Camelia raksasa di tengah runway yang juga berubah memerah.