Sepertinya baru kemarin saya berkunjung ke Singapore, namun entah mengapa saya tidak pernah merasa bosan karena selalu ada pengalaman baru yang ditawarkan—entah itu destinasi yang belum pernah saya jelajahi, kuliner yang menggoda selera, atau suasana kota yang memadukan efisiensi modern dengan sentuhan budaya yang kaya.
Kali ini, saya membawa rasa penasaran yang tinggi akan perjalanan yang akan saya tempuh bersama COMO Group. Ini bukan kunjungan biasa ke kota metropolitan Asia Tenggara, melainkan sebuah undangan eksklusif untuk menyelami gaya hidup yang telah menjadi simbol kemewahan yang berakar pada makna, keberlanjutan, dan keanggunan.

Begitu tiba di COMO Orchard, kami langsung disambut oleh suasana yang tenang, hangat, dan sophisticated. Bayangkan sebuah bangunan setinggi 19 lantai di jantung Orchard Road—salah satu distrik paling sibuk dan modis di dunia—namun terasa seperti sanctuary pribadi yang nyaman dan menenangkan.

Kami langsung diajak ke Sky Bar yang terletak di puncak COMO Orchard, di mana kami disuguhkan welcome drink sembari menikmati pemandangan skyline kota yang megah. Angin sore yang berhembus lembut menyeruak masuk menyatu dengan nuansa ruangan yang penuh dengan cahaya alami dan interior bernuansa minimalis elegan. Di sinilah, kami dikenalkan dengan apa yang disebut COMO lifestyle: sebuah pendekatan terintegrasi terhadap kehidupan yang berpusat pada kualitas, kenyamanan, dan keaslian. Sambutan tim COMO Group tidak hanya profesional, tetapi juga penuh kehangatan yang membuat saya merasa lebih sebagai tamu kehormatan daripada sekadar undangan media.
COMO Group: Dari Boutique Fashion ke Imperium Gaya Hidup Global
Sebelum terlalu larut dalam kenikmatan suasana, saya merasa perlu mengajak Anda memahami lebih dalam tentang COMO Group. Didirikan oleh Christina Ong pada tahun 1972, COMO Group berakar dari dunia fashion, bermula dari butik multi-label Club21 yang membawa merek-merek high fashion Eropa ke Asia Tenggara. Namun seiring waktu, perusahaan ini berkembang menjadi grup gaya hidup terintegrasi yang kini hadir di 15 negara, mengelola lebih dari sekadar hotel dan restoran. Mereka membangun filosofi yang menggabungkan wellness, kuliner, fashion, organik living, hingga filantropi, dengan satu benang merah: menghadirkan kehidupan yang lebih berkualitas.

Nilai-nilai utama COMO—passion, creativity, dan style—terasa hidup dalam setiap elemen pengalaman yang saya rasakan. Dalam setiap desain ruang, pemilihan aroma ruangan, hingga penyajian hidangan, ada kejelasan visi dan perhatian terhadap detail yang luar biasa. Christina Ong tidak hanya membangun bisnis, tetapi membentuk gaya hidup yang memberi dampak nyata, baik bagi pelanggan maupun komunitas lokal. Misalnya, melalui COMO Foundation, grup ini telah mendukung lebih dari 60 organisasi yang memajukan perempuan dan anak perempuan di lebih dari 50 negara.
COMO Dempsey: Simfoni Kuliner dan Kreativitas di Tengah Rindangnya Dempsey Hill
Setelah sesi perkenalan di COMO Orchard, bersama dengan Hui Ying Tay, Group Director of Marketing COMO Group, kami pun dibawa menuju COMO Dempsey—sebuah enclave gaya hidup yang berada di kawasan Dempsey Hill, yang rindang dan jauh dari hiruk-pikuk kota. Di sinilah COMO benar-benar menunjukkan kepiawaiannya dalam mengkurasi pengalaman. Beragam restoran ternama, butik fashion anak-anak, toko organik, hingga pasar gourmet semua berada dalam satu kompleks. Tempat pertama yang kami sambangi adalah Candlenut, restoran Peranakan pertama di dunia yang dianugerahi bintang Michelin. Di sinilah, saya menyadari bahwa makanan bisa menjadi jembatan emosional antara tradisi dan modernitas.


Dibalik interior kolonial yang anggun dan hangat, kami disajikan hidangan klasik Peranakan seperti ayam buah keluak dan sambal petai udang, namun dengan pendekatan plating dan teknik yang canggih. Chef Malcolm Lee berhasil meracik kembali warisan kuliner nenek moyangnya dengan cara yang tidak hanya otentik, tetapi juga kontemporer. Ini bukan sekadar makan siang; ini adalah pelajaran sejarah yang dapat dinikmati lewat indra perasa.

Setelah itu, kami mengikuti sesi oyster and champagne pairing di Culina, ditemani langsung oleh Mathias Camilleri, seorang Master Sommelier. Ketiganya—tiram, champagne, dan suasana elegan—berpadu membentuk sebuah pengalaman yang tak terlupakan. Bahkan bagi tamu yang tidak minum alkohol, tim kuliner siap dengan alternatif yang akan disuguhkan khusus. Perhatian personal seperti inilah yang membuat COMO unggul.
Fashion Avant-Garde dan Hidangan Malam Berkelas Dunia
Sorenya, kami melanjutkan eksplorasi ke Dover Street Market Singapore, butik multi-brand yang dikurasi oleh desainer kawakan Rei Kawakubo. Tempat ini seperti galeri seni modern yang hidup, dengan display fashion yang tidak konvensional dan koleksi terbatas dari label-label eksperimental hingga high fashion. Berjalan-jalan di antara koleksi Alaïa, Thom Browne, hingga Marine Serre, saya merasa seperti sedang menyusuri ruang ide dan kreativitas yang tak terbatas.


Hari ditutup dengan makan malam mewah di The Dempsey Cookhouse and Bar yang dirancang oleh Chef Jean-Georges Vongerichten. Menu malam itu adalah harmoni antara teknik kuliner Prancis dan cita rasa Asia. Ruangan restorannya sendiri, yang didesain oleh Paola Navone, menyuguhkan nuansa heritage dengan sentuhan urban modern yang memukau. Setiap gigitan hidangan, dari foie gras hingga black truffle pizza, adalah perayaan rasa dan gaya.

Malam itu, kami kembali ke COMO Metropolitan Singapore, dan saya sudah tidak sabar untuk menikmati Emerald Room yang penuh kenyamanan dan ketenangan dari hiruk-pikuk kota. Kamar ini menawarkan pemandangan kota dari jendela besar, dilengkapi tempat tidur king, rainfall shower, serta pantry kecil. Desain minimalis modern dengan sentuhan kayu, tirai otomatis, dan perlengkapan mandi COMO Shambhala menjadikan malam saya di Singapura sempurna.

Hari Kedua: Wellness, Meditasi, dan Puncaknya Cedric Grolet
Hari kedua dimulai dengan sarapan di COMO Cuisine, di mana saya disajikan croissant hangat buatan Cedric Grolet, eksklusif bagi tamu COMO Orchard—renyah, wangi, dan sempurna sebagai pembuka hari. Untuk hidangan utama, saya memilih Prawn Laksa, sajian khas Singapura dengan udang, fish cake, tahu, telur rebus, mi beras, santan, sambal, dan laksa leaf yang menghadirkan rasa kaya dan otentik. Di area prasmanan, tersedia beragam jus segar dan hidangan pendamping, melengkapi sarapan yang sehat dan memuaskan.

Setelah itu, kami mengikuti tur hotel COMO Metropolitan Singapore, untuk mengenal lebih dalam hotel pertama COMO di tanah kelahirannya. Dipandu oleh Ruby Garcia, General Manager COMO Metropolitan Singapore, tur dimulai dari lobi di lantai 6, yang menampilkan digital art wall interaktif karya Thomas Hilland—sebuah elemen visual dinamis yang langsung mencuri perhatian. Di area lounge, kami disambut oleh Bruno, robot barista berkaki dua yang menyeduh kopi dengan presisi tinggi, 24 jam non-stop—menyajikan pengalaman futuristik yang menghibur dan autentik.

Kami lalu diajak untuk melihat tipe kamar Metropolitan Suite dan COMO Suite, yang sama-sama menawarkan ruang luas dan desain elegan. Dilengkapi dengan ruang tamu, ruang makan, dan teknologi SleepHub®, keduanya dirancang untuk menghadirkan kenyamanan maksimal. Estetika minimalis modern berpadu dengan nuansa tenang dan bersih khas COMO, menciptakan suasana menginap yang mewah namun tetap homey.

Selanjutnya, kami menyusuri lantai demi lantai menuju Club21 dan COMO Shambhala. Di Club21, butik multi-label ini menampilkan berbagai kurasi fashion mewah dalam tata letak ruang yang sangat modern. Namun yang paling menyentuh saya adalah sesi meditasi yang dipandu oleh instruktur bersertifikasi dari MBSR di COMO Shambhala. Di sesi ini, saya benar-benar bisa hening dan kembali ke diri saya sendiri.


Sore hari menjadi puncak pengalaman rasa manis di Cedric Grolet Singapore. Bertemu langsung dengan pastry chef legendaris itu merupakan kehormatan tersendiri. Kue berbentuk buah dengan detail luar biasa menjadi suguhan istimewa, lengkap dengan penjelasan langsung dari sang maestro. Rasa manis berpadu dengan estetika tinggi dalam ruang teh yang tenang dan intim.

Menutup Perjalanan dengan Semangat Baru
Malam terakhir kami nikmati dengan pengalaman fine dining Korea terbaik dihidangkan di COTE Singapore. Dengan konsep Korean BBQ yang diangkat ke level Michelin, daging sapi premium dipanggang langsung di depan kami dan disajikan bersama banchan autentik. Setelah makan malam, kami diajak ke COTE Music Room untuk karaoke—cara yang menyenangkan dan penuh gelak tawa untuk menutup dua hari eksplorasi COMO.


Keesokan harinya, kami mengunjungi Kids21 dan b_together, dua destinasi keluarga modern yang dirancang dengan sangat thoughtful—memadukan gaya hidup, edukasi, dan ruang berkualitas bagi anak dan orang tua.


Perjalanan dilanjutkan dengan makan siang di Torno Subito, restoran Italia milik Massimo Bottura yang menyajikan hidangan penuh warna dan cita rasa pesisir Emilia-Romagna.

Sesi terakhir kami adalah tur ke SuperNature, toko organik unggulan COMO yang menegaskan komitmen mereka terhadap kesehatan dan keberlanjutan. Waktu yang terbatas membuat kami tak sempat menikmati kopi di Glow Café, namun pengalaman yang saya bawa pulang dari perjalanan ini tetap terasa lengkap dan berkesan.

COMO, Gaya Hidup yang Bukan Sekadar Kemewahan
Perjalanan saya bersama COMO Group di COMO Orchard dan COMO Dempsey bukanlah sekadar pengalaman menginap atau mencicipi hidangan lezat. Ini adalah sebuah pengalaman transformasional, yang menunjukkan bahwa kemewahan sejati bukanlah tentang harga atau tampilan, tetapi tentang rasa, nilai, dan makna. COMO telah berhasil menciptakan ekosistem gaya hidup yang terintegrasi, personal, dan tak terlupakan—dan saya merasa sangat bersyukur telah menjadi bagian dari kisah ini.