Kalau diperhatikan, dari koleksi Louis Vuitton untuk pria dan wanita, yang paling sering melakukan kolaborasi adalah koleksi pria. Mulai dari era Kim Jones hingga Virgil Abloh. Ini karena pria lebih tertarik dengan intervensi dan segala sesuatu yang baru. Terutama untuk generasi “Hypebeast” sekarang. Sesuatu yang baru, dalam jumlah yang terbatas dan sulit didapatkan. Harga berada di nomer paling terakhir. Dan Louis Vuitton menjawabnya dengan sangat baik untuk persoalan ini. Sehingga lahirlah kolaborasi baru yang paling ditunggu di era pandemi ini, LV2 atau disebut Louis Vuitton Squared.
Koleksi ini lair dari kolaborasi Louis Vuitton (dibawah director artistik Virgil Abloh) dengan Nigo. Seorang fashion desainer asal Jepang dengan nama Tomoaki Nagao, DJ, producer musik dan entrepreneur that turn to be fashion designer. Nigo memiliki label bernama Human Made dan merupakan kreator brand Bathing Ape atau Bape. Dengan genre street fashion bergaya hip hop, potongan loose dan longgar adalah kiri khas jenama ini. Namun itu semua berubah ketika ia menyuntikan DNA-nya pada koleksi pria Louis Vuitton. Perkawinan kedua brand ini melahirkan sesuatu yang baru pada koleksi pria, baik untuk ready to wear dan leather goods.
Potongan casual diwakili dengan stelan denim (jaket, kemeja dan celana) bermotif monogram dan damier yang diperbesar menggunakan teknik Jepang. Mirip seperti tye dye. Hadir dalam dua warna, biru klasik dan hitam keabuan. Ditambah dengan variasi jumper dan hoodie jacket. Tapi juga ada stelan jas tiga kancing dengan material herringbone bermotif mikro damier. Ini untuk memberikan identitas kuat akan tailoring Louis Vuitton. Yang semuanya ini dibuat dengan potongan gaya Jepang, relax dan loose. Tidak ketat di badan tapi longgar di level 1 atau 2. Terlihat sangat relax dan santai. Walau dengan stelan jas.
Untuk styling, semua dibuat bergaya preppy street dengan mix and match formal dan kasual. Misalnya jaket hoodie yang dipakai dengan pantaloon dan loafers monogram klasik. Ini adalah tampilan baru, yang jauh dari gaya street style tapi tanpa sengaja terlihat “street”. Pada koleksi ini tidak ada samasekali sneakers, sebagai gantinya adalah loeafers monogram dan hitam, boots dan Navajo boots. Tas dibuat dalam variasi tas selempang, selempang Petit Malé, Keepall dan ransel.
Foto dok. Louis Vuitton