Hari Senin pekan ini adalah hari yang ditunggu-tunggu semua editor fashion, ini adalah hari dimulainya spring couture week 2021 di Paris. Aksi pertama dibuka oleh show virtual dari jenama Schiaparelli, jam 4 sore waktu Jakarta. Tapi tunggu dulu, sebelum jam Schiaparelli tiba, jam 13.30 di Jakarta ada jenama Nila Baharuddin yang juga meluncurkan mini koleksi secara virtual. Nila menghadirkan 6 rancangan couture (Nila tidak menyebut koleksinya dengan ‘couture’, tapi pengerjaannya bermetode couture yang unik exclusive, pengiriman press release ke meja editor juga beraura couture berupa scented candle dan flash disk bergelayut lipatan burung Tsuru). Koleksi dipresentasikan dalam musik video dari single terbaru penyanyi Tanayu yang berjudul ‘Letter to My Youth’. Konsep sajian visual dan rancangan yang ditampilkan, terlihat solid, Nila memberikan kreatifitas couture dengan karakter yang berbeda dari umumnya karya-karya high fashion di Indonesia. Jika umumnya karya semacam ini berada dalam mood romantisme princess, karya Nila berbeda karena seperti menghembuskan gelombang misteri puitis ke dalam karakter romantisme. Kemudian, musik bergenre trip hop dan cara Tanayu menyanyi semakin membuat koleksi ini bagai menghujam memori.
Lepas Dari Segala Ketakutan Demi Avantgarde
Apakah ada hal-hal masa lalu yang terbawa oleh Nila pada koleksi ini? “Hm, ada sih. Terutama hal semacam terlalu banyak pertimbangan dalam mendesain, takut ini dan takut itu. Di koleksi ini saya mencoba lepas dari semua itu.” Ujar Nila pada konferensi pers selepas fashion show virtual. Pelepasan rasa takut dan khawatir tersebut melahirkan gaun-gaun romantisme era Victorian yang dibuat dengan cara pikir Jepang yang dekonstruktif, mempermainkan siluet-siluet klise menjadi avantgarde, menghiasi gaun dengan seni melipat kertas burung Tsuru (orizuru), topeng Kitsune, openg Okame, komposisi zen, dan tentu saja si bunga Sakura. Salah satu gaun putih beraksen bahan yang di-twist membentuk Sakura abstrak bervolume besar di depan badan, titik twist tepat di garis pinggang sehingga siluet gaun tetap ramping proporsional. Bagian lengan gaya puff yang fluid sehingga tampak depan seperti drapey bersiluet segi tiga. Teknik layering yang digunakan Nila adalah kunci termaksimalkannya kesan avantgarde yang ia targetkan. Ia memain-mainkan blus turtle neck, jumpsuit, tube dress, korset, ball skirt, bolero, dan kimono coat, dalam range warna hitam putih dan gradasi abu-abu.
Foto: Courtesy of Nila Baharuddin