Executive Pastry Chef Lorenzo Sollecito dari La Patisserie di Four Seasons Hotel Jakarta, memainkan keterampilannya dalam hal pembuatan pastry dengan membiaskan karya seniman Chiharu Shiota dalam karya pastry. Ini satu aksi multiverse yang mengagumkan, karya-karya Chiharu yang begitu mendebarkan tetiba menjadi santapan pastry yang sweet dan savory, yang bisa dinikmati karena tersedia sebagai kudapan afternoon tea yang stylish, instagramble, dan sedap di lidah. Chef Lorenzo menciptakan 5 kreasi desert manis yaitu; Red Bean dan Green Tea Napoleon, Lychee dan Rose Cube, Black Sesame, dan Yuzu Praline. Untuk rasa savoury, Chef Lorenzo menghadirkan Horensou No Goma-ae, Chicken Spicy Mayo, dan Nori Maguro Sando. Inovasi ini menggabungkan tradisi pastry Eropa dengan sentuhan kudapan Indonesia dan Jepang. Adventure rasa ini lahir atas kolaborasi paten antara La Patisserie dan Museum MACAN (Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara) dalam rangka tribute untuk Chiharu Shiota yang sedang berpameran di Museum MACAN (26 Nov 2022 hingga 30 April 2023), berjudul: ‘The Soul Trembles’.
Afternoon tea bernuansa seni kontemporer di La Patisserie
Afternoon tea unik dengan nuansa karya seni ini sudah bisa dinikmari di La Petisserie sejak tanggal 16 Januari 2023 lalu. Selain itu, hotel Four Seasons juga memperkenalkan paket staycation untuk keluarga, paket ini termasuk complimentary access ke Museum MACAN. Orang tua dan anak-anak dapat mengisi waktu dan terinspirasi bersama saat mereka menjelajahi koleksi seni kontemporer di Museum MACAN. Museum ini adalah museum seni dengan koleksi artwork yang modern dan kontemporer dari seniman-seniman Indonesia dan manca negara yang diatur di dalam fasilitas seluas 7100 meter persegi. Kolaborasi antara La Patisserie dan Museum MACAN ini sangat dipujikan, kreatif dan inovatif, menyatukan pengalaman gaya hidup dan menikmati seni yang berkelas. Kita seperti terbawa untuk berkontemplasi dengan karya seni dalam seduhan teh dan manisnya desert. Chiharu Shiota, seniman Jepang yang berbasis di kota Berlin. Dalam berkarya, inspirasi Shiota seringkali muncul dari pengalaman atau emosi pribadi yang dialami manusia secara universal seperti kehidupan, kematian, dan relationship. Chiharu mendefinisikan kembali konsep kenangan dan kesadaran dengan medium benda-benda biasa seperti sepatu, kunci, tempat tidur, kursi dan gaun, dan membungkusnya dalam struktur yang terbangaun dari jalinan benang yang massive.