Apa sebenarnya yang dimaksud dengan tailoring dalam industri fashion? Dimana konsep ini kini sudah dipakai diberbagai industri diluar fashion sebagai indikator ekslusifitas dan layanan luxury. Melihat akarnya, tailor secara harafiah dalam bahasa Indonesia berarti penjahit. Dimana seseorang yang memiliki keahlian menjahit bisa membuat pakaian sesuai dengan pemakainya. Sesuai, dalam artian ukuran pakaian mengikuti bentuk, lekuk dan ukuran pemakai pakaian tersebut. Pemakai (atau yang memesan) bisa menambahkan elemen lain pada pakaian tersebut sesuai keinganan agar tercipta tampilan yang lebih personalise dan berkarakter. Sehingga pakaian dengan model tersebut hanya dipakai oleh pemesan. Seperti koleksi kapsul Modern Tailoring dari Dior yang baru saja diluncurkan pada 13 November lalu.
Pertanyaannya adalah, apakah generasi pria Z dan Millennial masih menginginkan pakaian mereka di ukur sesuai dengan ukuran badannya? Hanya dipakai satu orang saja? Apakah masih memiliki kesabaran untuk menunggu pakaian mereka dalam proses pembuatan?
Mendidik generasi serba instan ini dalam hal fashion, bukan pekerjaan mudah. Tugas desainer, terutama pakaian pria, untuk memberikan pilihan ini. Membuat generasi ini agar tidak lupa dengan kakek buyutnya yang dulu berpakain serba tailor untuk sehari-hari. Dimana dress-up adalah tampilan sehari-hari yang dipakai tanpa beban, tanpa harus hadir di acara resmi. Dan ide Kim Jones, direktur artistik Dior Men, mengangkat kembali tailoring Dior untuk pria, adalah salah satu langkah pintar. Era The Modern Tailoring dari Dior akan menjadi tren.
Kim Jones mencoba menginterpretasi penampilan Monsieur Dior semasa hidupnya. Mr. Dior suka memakai stelan jas abu-abu bermotif Prince Of Wales dan Houndstooth serta navy blue polos. Dengan berbagai kemeja putih bermotif stripes tips dan tebal. Modern tailoring konsep Kim Jones ini, merupakan konsep semi made-to-measure. Dimana pelanggan/ pemesan bisa melakukan alterasi ukuran pada lengan, panjang kaki dan pinggang dengan model stelan yang sudah tersedia. Modern tailoring Dior menawarkan konstruksi jas yang sedikit berbeda pada bagian kancing dan siluet. Untuk single breast, jas akan terlihat seperti kimono pada saat di kancingkan, karena posisi kancing yang tidak sejajar dengan tepi jaket dimana biasanya kancing berbaris. Pada double breast jaket, Kim Jones memasang elemen lidah yang keluar dari lapel sisi kiri dan dikancing pada bagian dada sebelah kanan. Ini adalah signature Kim Jones yang mana sudah dikeluarkannya sejak koleksi Dior Men pertama yang ia buat. Untuk konstruksi bahu, terlihat tajam dan sharp sehingga membuat pemakai berkesan lebih ramping tapi dengan bantalan bahu yang tipis, sehingga terlihat “less formal“.
Ada tiga model stelan jas yang tersedia, yang artinya ada tiga model jaket (jas) berbeda dan tiga model celana yang berbeda. Yang mana ketiganya bisa saling ditukar pemakaiannya atau mix & match satu dan lainnya. Jaket (jas) single breast, double breast dan jaket blouson berkerah dengan zipper di depan. Celana berpipa lurus, pipa ramping (tidak Kiketat tapi mengikuti bentuk kaki) dengan efek lipatan dibawah dan celana sweat pants. Sweat pants ini dibuat dengan karet yang tidak ketat di pergelangan kaki, jadi hanya menimbulkan efek kerut seadanya dengan siluet carrot mengecil kebawah. Ditambah dengan zipper pada bagian dalam sehingga bentuk celana akan berubah seketika saat zipper dibuka.
Sangat terlihat modern saat dipasangkan dengan sneakers dan kaos kaki bermotif. Tapi tidak semua sneakers bisa dipasangkan dengan stelan jas untuk mendapatkan tampilan modern tailoring ini. Dior bear-benar menawarkan tampilan seorang pria berkelas di level selanjutnya. Bukan pria bergaya street-style tanpa selera berpakaian. Dan perhatikan juga potongan celana, jangan terlalu panjang dan juga terlalu pendek. Mudah sebenarnya mengikuti gaya modern tailoring ini agar tetap terlihat on beat stylish.
Foto Brett Llyod for Dior.